BOYOLALI, suaramerdeka.com- Mesin jahit portabel itu berada di bawah menemani jari jemari kaki Siti Asrofah (42) yang lincah, meski kaki terasa payah.
Penyandang difabel ini terkena polio di usia 3 tahun dan Siti yang dulunya tak bisa menjahit, terbantu ketika Sanggar Kresna Patra Boyolali mengajaknya bergabung di tahun 2018.
Warga Genengsari Kemusu yang mengaku minder dengan kondisinya itu, akhirnya menikah lalu bekerja di Surabaya tahun 2011.
Namun enam tahun setelahnya sang suami meninggal karena sakit paru-paru. Ia pun kembali ke desanya.
“Belum bisa menjahit dulunya, tapi sekarang sudah bisa ambil borongan di rumah jahit bikin daster. Seminggu Rp120 ribu-Rp125 ribu lumayan untuk kebutuhan hidup,” terang Siti.
Joko Wardono (30) warga Kecamatan Teras Boyolali juga cukup beruntung karena kini bisa bekerja di pabrik Pan Brother.
Sebelumnya ia ikut pelatihan menjahit di sanggar Kresna Patra dan dengan bekerja di pabrik ia mendapatkan gaji setara UMR Kabupaten Boyolali Rp2,11 juta.
“Dulu kerja serabutan di proyek seminggu biasanya dapat Rp600 ribu tapi berat sekali pekerjaannya dengan kondisi terbatas seperti saya,” papar Joko yang bisa membatik ini.
Rasa percaya diri Giarto juga makin tinggi sejak bergabung dengan Sanggar Kresna Patra.
Pria 47 tahun yang kerja serabutan ini lebih banyak mengurung diri di dalam rumah. Kecelakaan 22 tahun silam membuatnya tak bisa berjalan.
Untuk meyakinkannya, pembina sanggar Kresna Patra bahkan harus beberapa kali datang Bersama Dinas Sosial setempat.
“Usahanya sol sepatu, ada buka warung kopi dan kalau pergi harus pake pempers dan didampingi istri. Yang jelas kepercayaan diri itu belum ada,” kenang Giarto.
Artikel Terkait
Sukses Kembangkan Difablepreneur di Boyolali, Pertamina Raih Penghargaan Predikat Emas Kategori Inovasi Sosial
175 Produk UMKM Mitra Binaan Pertamina Ikut Festival Tong Tong di Belanda. Bantu UMKM Naik Kelas Go Global
Lakukan Efisiensi, Biaya Operasional Kilang Pertamina Lebih Rendah dari Singapura
Semester I 2022, PGN Subholding Gas Pertamina Catatkan Laba bersih Rp 3,45 Triliun
Dorong Pendidikan Mangrove di Bangku Sekolah, CSR Pertamina Jadi Lokasi Pembelajaran Adiwiyata Se-Cilacap