SEMARANG, suaramerdeka.com - Perajin batik di Jawa Tengah masih mengeluhkan pemasaran menjadi kendala, dan butuh bantuan pihak pemerintah maupun swasta untuk mengatasinya.
Dinas Koperasi dan UKM Jateng terus mengupayakan sejumlah terobosan, untuk membantu pemasaran produk batik.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Ema Rachmawati mengatakan kendala yang dihadapi para perajin batik itu sudah dipetakan pihaknya, dan ditemukan akar permasalahannya.
Menurut Ema, kebanyakan produk batik yang dihasilkan perajin itu adalah kain.
Sementara masyarakat atau calon pembeli, lebih mencari atau memilih produk batik yang sudah berupa baju atau pakaian.
Ema menjelaskan, dari 35 kabupaten/kota di Jateng yang memiliki produk batik itu hanya ada beberapa daerah sudah mempunyai fesyen batik.
Misal Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan, Kota Semarang, Kota Surakarta dan Kabupaten Sragen, Sukoharjo dan Klaten.
Baca Juga: Aw, Lidah Buaya Bisa Bikin Pria Garang di Ranjang? Cek Manfaat Lainnya Bro
Oleh karena itu, pihaknya mencoba mendorong perajin batik bisa mengolah kain batik menjadi fesyen.
"Dengan mengubah pola pikir perajin batik tidak hanya menghasilkan kain tetapi membuat fesyen batik, akan lebih mudah pemasarannya hingga luar negeri" kata Ema saat ditemui di Hotel Novotel Semarang, belum lama ini.
Artikel Terkait
Koperasi Sektor Riil di Jateng Kurang Berkembang, Perlu Kolaborasi dengan KSP
Puncak Peringatan Hari Koperasi Nasional, Menko Airlangga Minta Optimalkan Pemberdayaan Koperasi
Agar UMKM Naik Kelas Produknya, Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Terus Melakukan Pendampingan
Regulasi Lemah, Penanganan Koperasi Bermasalah Disebut Tak Optimal Lindungi Anggota
Perlu Revisi, Regulasi Lemah Jadi Celah Pendirian Koperasi yang Dinilai Sangat Mudah