Baca Juga: Laga PSIS VS Bhayangkara FC Ditunda Buntut Tragedi Kanjuruhan Tunggu Surat Resmi dari PT Liga
''Ada 35 cabang peserta rakerda. Belum semua klinik di Jateng tergabung di Asklin yang didirikan 2015,' jelasnya.
Menurut dr. Fuad, baru 60 persen klinik yang bergabung.
Dikatakan, kebijakan akreditasi klinik juga baru. Sebelum pandemi sudah diterapkan tapi berhenti karena pandemi.
"Persiapan akreditasi harus dilakukan. Aspeknya banyak yaitu SDM, fasilitas, sarpras, dan manajemen. Ini regulasi untuk jaga mutu dan peningkatan pelayanan. Rakerda ini mempersiapkan klinik hadapi akreditasi,'' papar dr. Fuad.
Baca Juga: Tewaskan Ratusan Orang, Kapolda Jatim Ungkap Penyebab Kerusuhan Kanjuruhan
Isu utama ketiga, terkait Elektronik Medical Record (EMR) atau pencatatan medik berbasis elektronik. Semua fasilitas kesehatan harus mulai menggunakannya.
''Semua fasilitas kesehatan termasuk klinik harus melakukan EMR, memang akan berakibat pada pembiayaan,"
Dari tiga isu tersebut, Asklin berkolaborasi dengan Dinkes, BPJS, dan pihak lain terkait agar siap melaksanakan program yang diwajibkan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan masyarakat,'' tuturnya.
Dikatakan, masukan Asklin untuk BPJS ada dua hal utama, yakni kenaikan biaya kapitasi dari BPJS yang sudah delapan tahun tidak naik, serta BPJS diminta melakukan redistribusi peserta atau pemerataan peserta pada faskes.
Artikel Terkait
Komitmen Layanani JKN-KIS, Klinik Simpang Lima Husada Raih Penghargaan
Uji Klinik Penting Diterapkan pada Produk Herbal
Dokter Dodi Witjaksono Kembali Terpilih sebagai Ketua Asklin Kota Semarang, Siap Selesaikan Sejumlah PR
Pembukaan Klinik Pratama Unimus, Dukung Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
Peringati Dies Natalis Ke-35, Universitas Semarang Buka Klinik 24 Jam, Gratis bagi Mahasiswa USM
Layanan Berkualitas Nggak Melulu dengan Harga Tinggi, Mau Buktinya? Cuma di Ambrosia Klinik dan Estetik