SLEMAN, suaramerdeka.com - Setelah sempat tertunda selama satu pekan, RS Darurat Covid-19 akhirnya mulai beroperasi pada Senin (19/7). Namun pengoperasian rumah sakit ini belum bisa optimal lantaran minimnya stok oksigen.
Dari 50 bed yang ditargetkan di tahap awal, baru sekitar 10 bed yang bisa difungsikan. Jumlah penggunaan tempat tidur ini disesuaikan dengan ketersediaan tabung oksigen yang ada.
"Baru Senin siang ini kami menerima pasien. Untuk sementara, kapasitasnya 10 bed dulu karena oksigen masih terbatas," kata Kepala RS Darurat Covid-19 Sleman Tunggul Birowo saat dihubungi Suara Merdeka, Senin (19/7).
Rumah sakit darurat yang menempati lantai satu gedung RS Medika Respati ini dikhususkan bagi pasien Covid-19 derajat sedang, dimana salah satu gejalanya disertai sesak nafas.
Faskes darurat ini rencananya beroperasi sampai dengan Desember 2021. Namun pihaknya tetap akan mencermati eksalasi kasus. Jika pandemi Covid-19 tidak juga mereda, maka pengoperasian RS Darurat bisa diperpanjang.
Baca Juga: Booster Vaksin Covid-19 untuk Nakes, Beri Efek Samping?
Pasien yang akan dirawat di rumah sakit harus memiliki rujukan dari puskesmas, disertai dengan bukti PCR atau hasil swab antigen positif. Terkait kendala keterbatasan stok oksigen, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman masih mengupayakan pengadaannya.
"Proses pengadaan masih terus berjalan. Beberapa penyedia yang sekiranya punya stok sudah kita hubungi, bahkan sampai Jakarta dan Jawa Tengah," kata Tunggul.
Artikel Terkait
Minim Pelamar, Pengoperasian RS Darurat Sleman Diundur
RS Darurat Covid-19 Donohudan Ditarget Selesai Dua Pekan
Pengoperasian RS Darurat Sleman Terkendala Keterbatasan Oksigen