Webinar MUI dan PWI Jateng: Konten dan Narasi Penulisan Berita Diharapkan Membawa Kemaslahatan

- Senin, 12 Juli 2021 | 19:44 WIB
Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji menyampaikan materi saat webinar 'Urgensi Bernarasi Positif dalam Pemberitaan di Tengah Kondisi Covid-19' bersama PWI Jateng, Senin (12/7). (suaramerdeka.com/ dokumentasi)
Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji menyampaikan materi saat webinar 'Urgensi Bernarasi Positif dalam Pemberitaan di Tengah Kondisi Covid-19' bersama PWI Jateng, Senin (12/7). (suaramerdeka.com/ dokumentasi)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah melaksanakan webinar bertajuk 'Urgensi Bernarasi Positif dalam Pemberitaan di Tengah Kondisi Covid-19', pada Senin 12 Juli 2021.

Namun sebelumnya diawali dengan penandatanganan Naskah Seruan yang dilakukan antara Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS dengan Ketum MUI Jateng, KH Ahmad Darodji dan disiarkan langsung melalui siaran TVKU pada Senin 12 Juli 2021.

Pelaksanaan webinar bertajuk 'Urgensi Bernarasi Positif dalam Pemberitaan di Tengah Kondisi Covid-19', pada Senin 12 Juli 2021.

Sebagai narasumber Ketum MUI Jateng, KH Ahmad Darodji, Wakil Ketum MUI Jateng Prof. Dr Ahmad Rofiq MA, Ketua Bidang Organisasi Hukum dan HAM MUI Jateng Prof Abu Rokhmad Musaki, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS dan Rektor Udinus Semarang Prof Dr Ir Edi Noersasongko MKom.

Baca Juga: Update Terbaru dari Google Meet, Ada Filter Video dan Efek Saat Panggilan

Pada acara itu yang memandu jalannya webinar yakni presenter TVKU Myra Azzahra.

Ketum MUI Jateng, KH Ahmad Darodji, menyampaikan tren trending topik saat ini adalah perkembangan covid-19, untuk itu sehat sangatlah berarti dan sangat mahal dan orang sangat pasti akan berhati-hati untuk menjaga kesehatan.

Konten dan narasi dalam penulisan berita dan informasi diminta membawa kemaslahatan. Disampaikan informasi dan berita seputar perkembangan kondisi Covid-19 dengan narasi-narasi yang tidak berpotensi memunculkan trauma di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Angka Kematian dan Kesembuhan Menggembirakan selama PPKM Darurat, Ganjar: Sampel WGS Tunjukkan Varian Delta

Kiai Daroji mencontohkan kata 'Terkena' kata Terkenapun tidak diperkenankan untuk digunakan. Namun kata yang digunakan yakni kata 'terpapar' pada rasa lebih berat kata 'Terpapar' dibanding kata 'Terkena'.

Selian itu pemberitaan soal perkembangan seputar Covid-19 di media massa diingatkan agar menggunakan nurani tertingginya, sehingga berita yang tersaji tidak menimbulkan rasa trauma di masyarakat.

Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS menyebutkan pemberitaan yang berlangsung saat ini, tidak bisa dihindari.

Karena memang pemberitaan apapun itu narasinya adalah refleksi yang ada di masyarakat, merupakan pantulan keseharian yang dialami oleh masyarakat di masa pandem ini.

Baca Juga: PPKM Darurat Berakhir, Kudus Tetap Batasi Mobilitas Warga dan Perketat Prokes

Untuk itu, mau tidak mau realitas -realitas itu harus dibaca, diserap dan ini juga akan mempengaruhi perilaku dan sikap di masyarakat. Hal ini sangat memprihatinkan.

Halaman:

Editor: Rosikhan Anwar

Tags

Terkini

X