SEMARANG, suaramerdeka.com - Penyaluran dana desa tertinggi di Jateng diraih oleh Wonogiri yang realisasinya mencapai 74,3 persen.
Disusul Boyolali dengan realisasi 72,4 persen dan kabupaten Semarang di urutan ketiga dengan realisasi 69,8 persen.
Realisasi penyaluran dana desa dari rekening kas umum negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) di Jawa Tengah per 19 Juni 2021 mencapai Rp 3,6 triliun atau 43,65 persen.
Dari nilai penyaluran dana desa tersebut sebanyak Rp 697 miliar diperuntukkan sebagai BLT.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah, Midden Sihombing mengatakan, alokasi dana desa di Jateng tahun 2021 mengalami kenaikan dari tahun lalu dan tertinggi secara nasional mencapai Rp 8,2 triliun atau 11 persen dari alokasi nasional senilai Rp 72 triliun.
''Di triwulan I-2021 penyalurannya mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun lalu. Terdapat 8 desa mandiri yang telah salur 100 persen Dana Desa non BLT,'' ujar Midden, hari ini.
Baca Juga: Sejumlah Anggota Positif Covid, PWI Jateng Ingatkan Kepedulian dan Disiplin Prokes
Ditambahkan, dari realisasi dana desa sekitar Rp 3,5 triliun, Pemda baru melaporkan penggunaan dana desa pada aplikasi OM SPAN senilai Rp 1,8 triliun.
''Kemungkinan besar yang sudah direalisasikan lebih besar karena konsolidasi data dari tingkat desa sampai ke kabupaten memerlukan waktu,'' kata Midden.
Jateng sendiri memiliki desa terbanyak di Indonesia yakni 7.809 desa yang terdiri dari 7.669 desa reguler dan 140 desa mandiri.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Pastikan Stok Oksigen di Jateng Masih Cukup
Sebanyak 14 KPPN menyalurkan dana desa dengan realisasi penyaluran tertinggi di KPPN Surakarta 59,9 persen dengan frekuensi pengajuan penyaluran dari Pemda sebanyak 145 kali.
''Kami mendorong Pemda menyalurkan dana desa tidak menunggu banyak desa memenuhi syarat semua, tapi memang sudah ada yang memenuhi syarat langsung bisa diproses. Dengan percepatan penyaluran ini diharapkan bisa mendorong perekonomian desa setempat,'' imbuhnya.