KULONPROGO, suaramerdeka.com - Sebanyak 250 tukik atau anak penyu dilepaskan ke habitanya di Pantai Trisik di wilayah Pedukuhan Sidorejo, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kulonprogo, Rabu (25/10). Ratusan tukik tersebut merupakan hasil penyelamatan dan penetasan telur penyu oleh Kelompok Konservasi Penyu Abadi yang ada di wilayah itu.
Pelepasan tukik itu merupakan bagian dari kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sekaligus peringatan Hari Listrik Nasional, bekerjasama dengan Fakultas Bologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pelepasan dilakukan oleh Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, bersama Manager PT PLN Area Yogyakarta, Eric Rossi Priya Nugroho, serta pihak-pihak terkait.
Eric Rossi mengatakan, kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari kegiatan Kelompok Konservasi Penyu Abadi dalam mengamankan, menyelamatkan, dan merawat telur penyu hingga menetas dari bahaya predator, penjarahan, maupun dari orang tidak bertanggung jawab untuk dikonsumsi dan diperjualbelikan yang berakibat populasi penyu semakin menyusut.
"Padahal penyu merupakan salah satu satwa yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya," katanya.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lanjutnya, memiliki pantai-pantai yang menjadi tempat pendaratan penyu untuk bertelur ataupun sebagai tempat mencari makan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terdapat lima spesies penyu yang pernah dijumpai. Meliputi penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys oliviacea), dan penyu hijau (Chelonia mydas) yang sering dijumpai.
Adapun penyu tampayan (Caretta caretta) dan penyu belimbing (Dermochelys coreacea) pernah dijumpai tetapi intensitasnya sangat jarang. "Pantai Trisik merupakan salah satu pantai yang sering menjadi tempat pendaratan dan peletakan telur penyu khususnya jenis penyu lekang," tuturnya.
Eric menambahkan, pendampingan dan pembinaan terhadap Kelompok Konservasi Penyu Abadi dilakukan sejak 2016. Pada 2017 ini diberikan bantuan senilai Rp 100 juta antara lain dalam bentuk pembangunan infrastruktur dasar, pendampingan manajemen sampah, pendampingan manajemen kelompok konservasi, serta pendampingan sarana informasi.