Aksi Kreatif Anak Muda Magelang Kelola Lingkungan, Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

- Kamis, 25 November 2021 | 08:12 WIB
Proses pengolahan sampah Desa Tuksongo. (suaramerdeka.com / dok Telkom)
Proses pengolahan sampah Desa Tuksongo. (suaramerdeka.com / dok Telkom)

MAGELANG, suaramerdeka.com - Sekelompok anak muda yang kebetulan karyawan Telkom Witel Magelang merasa terpanggil untuk berperan aktif memelihara lingkungan di sekitar Objek Wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Kepedulian anak muda itu terusik melihat 12 ton sampah yang menumpuk setiap harinya, dan 30-40 persen dari sampah tersebut adalah plastik.

Sementara itu belum ada upaya maksimal mengelola sampah terutama plastik di lingkungan Candi Borobudur dan area desa sekitarnya.

“Padahal, sampah plastik bisa menjadi keuntungan alternatif bagi masyarakat, asalkan kita tahu bagaimana mengolah dan mendaur ulang sampah plastik tersebut,” papar Milzam Danar Amadis, mileneal Telkom Witel Magelang.

Baca Juga: Optimalkan Kesehatan Hewan, Animal Center 1-II Siap Jadi Destinasi Edukasi Mahasiswa

Meningkatnya wisatawan setiap tahunnya membuat sampah yang dihasilkan pun ikut melonjak.

Dengan latar belakang tersebut, Milzam Danar Amadis, Muhamad Dimas Rahmanda dan Syauqi ABdurrohman bersama empat rekannya sesama karyawan Telkom kemudian menggagas sebuah social movement.

Melalui kolaborasi dengan TPSB Balkondes binaan Telkom, akhirnya dapat diwujudkan sebuah gerakan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berlanjut (sustainable).

Langkah konkret yang mereka lakukan antara lain meluncurkan program #DaurBikinMakmur, yakni, membuat sistem pengolahan sampah salah satunya alat untuk mendaur ulang plastik.

Baca Juga: Studi Banding ke Sabilul Khoirot, Yayasan Nur Rosyidah Tingkatkan Pengelolaan Madrasah Aliyah

Dengan alat shredder, injection, dan extrusion, anak muda ini mengubah bongkahan plastik menjadi potongan kecil yang sesuai dengan kebutuhan.

Tak hanya itu, mereka juga mendorong masyakat sekitar untuk mengumpulkan sampah plastik yang dibuang wisatawan.

Melalui program #DaurBikinMakmur ini, Milzam dan kawan-kawan juga memanfaatkan sampah organik yang dikumpulkan dari warga Desa Tuksongo untuk menghasilkan Maggot - baby larva dari lalat jenis tentara hitam.

Mengapa maggot? Pertimbangannya maggot memiliki beberapa fungsi dan keuntungan. Yakni maggot dewasa dijual langsung ke konsumen sebagai bahan pakan ternak Budidaya Lele dan digunakan dalam proses pembuatan kompos non-organik.

Baca Juga: Pemkab Demak Pacu Budi Daya Ternak, Berikan Bantuan 8 Ekor Sapi

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X