CILACAP, suaramerdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap mendata, dampak kekeringan di wilayahnya sudah mencapai 14 desa.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy Wijayanto mengatakan, ke-14 desa itu tersebar di tujuh kecamatan.
Masing-masing Kecamatan Kawunganten, Gandrungmangu, Patimuan, Bantarsari, Wanareja, Cilacap Tengah dan Kecamatan Adipala.
Dampak kekeringan di Kecamatan Kawunganten berada di Desa Bojong. Kemudian dampak di Kecamatan Patimuan meliputi lima desa, yakni Desa Rawaapu, Purwodadi, Bulupayung, Sidamukti, dan Desa Cimrutu.
Baca Juga: Kemenparekraf Gelontorkan Dana Rp 60 Miliar Pulihkan Sektor Pariwisata
Lalu, dampak kekeringan di Kecamatan Gandrungmangu berada di Desa Cisumur, Gintungreja, Cinangsi, dan Desa Sidaurip.
Sementara itu, dampak kekeringan di empat kecamatan lainnya masing-masing di satu desa. Yakni Desa Binangun Kecamatan Bantarsari, Desa Bantar Kecamatan Wanareja, Kelurahan Kutawaru Kecamatan Cilacap Tengah, dan Desa Karangbenda Kecamatan Adipala.
Sementara itu, BPBD Cilacap aktif menyalurkan bantuan air. Sampai dengan Rabu, 9 Juni 2021, badan itu sudah menyalurkan bantuan air 31 tangki.
Baca Juga: Kesaksian Kompak Empat Vendor Bansos, Pernah Serahkan Uang untuk MJS dan AW
"Pengiriman air bersih bagi warga terdampak bencana kekeringan sampai dengan tanggal 9 Juni 2021 sebanyak 31 tangki untuk 3.912 KK dengan jumlah 13.473 jiwa di 14 Desa dalam 7 kecamatan itu," katanya.
Bantuan itu lanjut dia bersumber dari APBD tahun anggaran 2021 Kabupaten Cilacap. Tahun ini, Pemkab Cilacap menganggarkan Rp 90 juta.
Di sisi lain, BPBD aktif mengimbau warga untuk menghemat air dan menggunakannya secara efisien.
Artikel Terkait
Orang Asing Masuk Cilacap, Wajib Karantina 14 Hari
Bupati Cilacap Minta Pengetatan Prokes Saat PTM Diterapkan