Satgas Akhiri Isolasi Wilayah di Sumber, Hampir Seluruh Warga Kembali ke Rumah

SOLO, suaramerdeka.com -  Satgas Penanganan Covid-19 Surakarta resmi mengakhiri isolasi wilayah di RT 5 dan RT 6 RW 7 Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari, Senin (31/5).

Diakhirinya isolasi wilayah ini lantaran hampir seluruh warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 telah kembali ke rumah, usai dirawat di sejumlah lokasi.

“Mayoritas warga sudah pulang dari Asrama Haji Donohudan ataupun rumah sakit. Hanya tinggal satu warga yang masih dirawat di rumah sakit, karena memang memiliki komorbid,” ungkap Plt Lurah Sumber Supyanto.

Baca Juga: Virus Corona yang Menginfeksi Nakes RSUD Cilacap Bukan Varian India

Kebijakan itu direalisasikan lebih cepat dari tenggat semula, yakni 3 Juni. ”Sebenarnya sejak Jumat kemarin wilayah sini juga sudah zero  kasus. Tapi karena warga diminta untuk tetap berhati-hati, maka baru  Senin isolasinya dibuka.”

Berdasarkan data kelurahan, isolasi selama 19 hari tersebut dilakukan terhadap 107 keluarga dari RT 5 dan RT 6. Sebanyak 52 warga di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.

Mayoritas dari 52 warga itu lantas dikarantina di Donohudan. Sebagian lainnya dirawat di rumah sakit dan menjalani isolasi mandiri di rumah.

Baca Juga: Usai Libur Idul Fitri Kasus Covid-19 Diprediksi Naik Hingga Akhir Juni

Jika ditambah warga dari RT lain, maka total warga yang terinfeksi Corona dari klaster buka puasa bersama tersebut berjumlah 57 orang.

Sementara itu usai rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Balai Kota pada Senin pagi, Wali Kota Gibran Rakabuming Raka menyebut jika wilayah RW 7 masih dalam pemantauan hingga beberapa waktu ke depan. “Ya buat jaga-jaga saja,” kata dia

Kepala Dinas Kesehatan Surakarta Siti Wahyuningsih menggarisbawahi jika penularan Covid-19 di Sumber dan merebaknya klaster buka puasa bersama, harus menjadi perhatian berbagai pihak.

“Klasternya sudah close, tapi ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya protokol kesehatan. Semua harus mematuhinya. Apalagi jika ditarik (dirunut), awalnya karena (abai terhadap penerapan) protokol kesehatan,” tandas Siti.