REMBANG, suaramerdeka.com – Setelah gagal beberapa tahun lalu, Bupati Rembang Abdul Hafidz, mengungkapkan keinginannya untuk membangun Embung Kaliombo di Desa Kaliombo, Kecamatan Sulang. Bupati membujuk warga agar melepas tanahnya untuk keperluan embung.
Embung itu sudah diwacanakan sejak 2009, namun pada 2015, gagal terkendala pembebasan lahan. Sejak saat itu, pembangunan embung seluas sekitar 20 hektare untuk menampung 1,3 juta meter kubik air tersebut, tidak pernah terdengar lagi.
Tekad Bupati itu diungkapkan saat membagikan 913 sertifikat program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Desa Kaliombo, baru-baru ini. Bupati yang didampingi oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Rembang mengatakan, keperluan tanah untuk embung sekitar 15 hingga 20 hektare.
''Saya masih ingin di Kaliombo ini ada embung. Studinya sudah ada. Kami membutuhkan tak kurang 15-20 hektare,'' jelas dia.
Dia mengatakan pada 2021 mendatang Pemkab merencanakan untuk pembebasan lahan.
''Lha tentu ada pembebasan lahan. Karena jenengan punya sertifikat, nanti bisa diusulkan untuk membuat embung. Tahun 2021 kita mulai pembebasan tanahnya,'' kata dia.
Dia menambahkan, pada 2020 Pemkab merencanakan pembangunan Embung Glebeg, Kecamatan Sulang dengan anggaran sekitar Rp 5 miliar. ''Embung Glebeg dalam skala kecil. Sudah kami anggarkan Rp 5 miliar. Berbeda dari Kaliombo butuh 15-20 miliar,'' terang dia.
Bupati menjelaskan, keberadaan embung-embung itu sebagai solusi untuk mengatasi kekeringan. Pemkab berharap warga tidak lagi mengalami kekeringan yang melanda sejumlah desa, setiap tahun.
''Kalau ada embung besar, warga tidak akan lagi kekurangan air. Embung-embung ini sebagai solusi warga Kecamatan Sulang yang sering mengalami kekeringan di setiap tahunnya. Syukur bisa digunakan untuk pertanian,'' tegas dia.
Secara terpisah Wakil Ketua Komisi II, M Yudianto mengatakan, Pemkab Rembang perlu mengupayakan pengunaan air dari embung yang sudah ada. Embung Panohan di Kecamatan Pamotan hingga saat ini masih belum bisa dimanfaatkan secara maksimal karena ada kendala tanah dengan Perhutani.
''Kalau dimaksimalkan, Embung Panohan itu bisa dimanfaatkan untuk pengairan PDAM juga. Kami harap itu juga bisa diusahakan semaksimal mungkin,'' pungkasnya.