Gerakan Santri Menulis di Pesantren Al Marufiyyah Semarang, Menulis Jalan Dakwah Menangkal Hoak

- Senin, 27 Maret 2023 | 18:26 WIB
Pemred Suara Merdeka Triyanto Triwikromo (dua dari kiri) menerima cinderamata dari Pengasuh PP Al Marufiyyah KH Abas Masrukhin Semarang saat sarasehan jurnalisti Gerakan Santri Menulis (GSM) Ke-29, Senin (27/3/2023).  (SM/Slamet Daryono)
Pemred Suara Merdeka Triyanto Triwikromo (dua dari kiri) menerima cinderamata dari Pengasuh PP Al Marufiyyah KH Abas Masrukhin Semarang saat sarasehan jurnalisti Gerakan Santri Menulis (GSM) Ke-29, Senin (27/3/2023). (SM/Slamet Daryono)

SEMARANG,suaramerdeka.comGerakan Santri Menulis (SMG) yang diselenggarakan Suara Merdeka Network (SMN) merupakan sesuatu yang positif dan perlu dilakukan.

Karena menulis merupakan salah satu jalan dakwah dan menangkal berita hoak yang ada di khalayak luas.

Hal itu disampaikan Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kabag Tata Pemerintahan Kartika Hedi Aji. 

Baca Juga: Bukan Pohon Pisang, Ini Sederat Tanaman yang Sebaiknya Tidak Ditanam di Depan Rumah, Keberuntungan bisa Hilang

Disampaikan saat pembukaan Gerakan Santri Menulis Ke-29 Ramadhan 1444H/2023 putaran kedua, di Pondok Pesantren Al Marufiyyah Beringin Wetan Tambakaji Ngaliyan Semarang, Senin (27/3/2023).

“Kenapa harus ada kegiatan menulis. Karena menulis merupakan salah satu jalan dakwah dengan menuangkankan pikiran dan membaginya kepada khalayak luas,” kata Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang itu.

Menurut Ita, dalam sebuah survei yang dilakukan Katadata Insight Center menyebutkan, hampir 60% orang Indonesia terpapar hoak saat mengakses internet.

Baca Juga: Mengintip Spesifikasi, Harga dan Pajak Mobil Alphard yang Jemput Menteri Sri Mulyani di Apron Bandara Soetta

Sementara, hanya 31% sampai 36% yang mampu mengenali, apakah itu hoax atau berita nyata.

“Kondisi ini menjadi keprihatinan kita. Karena hoax sudah menjalar ke mana-mana. Paling banyak itu terkait dengan isu politik, kesehatan, dan agama,” katanya.

Karena itu, ia berpandangan, tokoh kunci yang dapat meluruskan sebaran tersebut, sekaligus memproduksi isu-isu tadi, adalah para santri dan santriwati.

Baca Juga: Ramalan Weton 27 Maret 2023, Senin Pahing, Pembawa Rezeki Bagi Keluarga di Rumah

“Para santri memiliki kapasitas keilmuan, baik itu ilmu agama maupun sains untuk memproduksi tulisan, berita jurnalistik,” terangnya.

Menurutnya, Islam sangat lekat dengan budaya literasi. Hal itu, kata Ita, sebagaimana disampaikan Imam Syafi'i.

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X