Gerakan Santri Menulis : Pondok Pesantren Al-Ma’rufiyyah Beringin Ngalian, Mengabadikan Nama Pemberi Wafaf

- Minggu, 26 Maret 2023 | 20:35 WIB
Wakil Gubernur Jateng Gus Taj Yasin Maimoen dan pengasuh pondok KH Abbas Masrukhin menghadiri Hari Santri 2023 di Pondok Pesantren Al-Ma’rufiyyah Beringin Ngalian Semarang. Pesantren ini akan menjadi tempat Gerakan Santri Menulis.  (SM/dok)
Wakil Gubernur Jateng Gus Taj Yasin Maimoen dan pengasuh pondok KH Abbas Masrukhin menghadiri Hari Santri 2023 di Pondok Pesantren Al-Ma’rufiyyah Beringin Ngalian Semarang. Pesantren ini akan menjadi tempat Gerakan Santri Menulis. (SM/dok)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Pondok Pesantren Al Marufiyyah merupakan salah satu pondok salaf yang berdiri di tengah Kota Semarang.

Senin 27 Maret 2023 Pondok Pesantren yang berada di Jalan Bringin Timur, Rt 02 Rw 08 Tambak Aji, Ngaliyan akan menjadi sahibul bait (tuan rumah) Gerakan Santri Menulis (GSM) Ke-29 Tahun 2023.

Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, Kepala Kantor Kementerian Agama dan Ketua Baznas Kota Semarang dijadwalkan hadir di pesantren dalam Gerakan Santri Menulis

Baca Juga: Ramalan Weton 26 Maret 2023, Minggu Legi, Cocok Jadi Pedagang, Rezeki Selalu Datang

Al-Ma’rufiyyah didirikan pada tahun 1988 atau kurang lebih 32 tahun berjalan sampai sekarang.

Seiring pembangunan tata letak kota Semarang dan program pemerintah Indonesia pondok pesantren ini secara geografis terletak berdekatan dengan jalan tol baru Semarang-Batang.

Nama pondok pesantren ini diambil dari nama pemberi tanah waqaf KH Ma’ruf kepada KH Abbas Masrukhin (pengasuh pertama hingga saat ini).

Baca Juga: Panser Biru Luncurkan Mobil Ambulance dan Mobil Jenazah, Pemkot Semarang Beri Apresiasi

Sehingga untuk mengenang jasanya dan waqafnya maka dinamakan Al-Ma’rufiyyah dan diharapkan mampu menjadi pondok yang Ma’ruf (terkenal) dikalangan para penuntut ilmu.

Salah satu pengasuh Dr KH Saiful Amar Lc MA menjelaskan, awal mula pondok ini berdiri, santrinya berasal dari masyarakat sekitar yang mengaji Al-Quran dan diniyyah.

Dahulu pondok ini berbentuk Madin atau disebut dengan Madrasah Diniyah.

Baca Juga: Jangan Letakkan Tanaman Aglonema, Sirih Gading, Kuping Gajah di Tempat yang Sama, Posisi Menentukan Rezeki

''Waktu belajar atau mengaji di Madin ini hanya sore hari untuk kitab-kitab klasik seperti Aqidah, fiqih dan akhlaq kemudian pada malam hari untuk belajar mengajar Al-Quran,’’ kata Gus Amar.

Pembelajarannya yaitu mengkaji Al-Qur’an dan kitab kuning.

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X