SUARAMERDEKA.COM - Strategi kebijakan Fiskal terkait pengelolaan APBN dan APBD di Jawa Tengah telah memberikan kontribusi berupa peningkatan kinerja pengelolaan anggaran yang lebih baik.
Hal ini ditandai dengan realisasi pendapatan yang berasal dari APBN dan APBD sampai dengan 28 Februari 2023 tercatat sebesar Rp31,05 triliun atau 14,96 persen dari target.
Di tengah kondisi geopolitik dan kondisi ekonomi global di tahun 2023, penerimaan APBN Jawa Tengah berhasil mencapai penerimaan Rp18,06 triliun atau 17,41 persen dari target naik 15,41 persen (yoy).
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah, Muhdi yang juga selaku Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Tengah menyampaikan, peningkatan tersebut ditopang oleh kenaikan realisasi perpajakan sebesar 15,12 persen.
Hal ini terutama didorong peningkatan penerimaan PPh Pasal 25, Pasal 21, PPh 22 Impor, dan PPN Dalam Negeri sebesar 44,53 persen yang sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi pasca pandemi.
Sedangkan untuk pendapatan APBD, telah terealisasi sebesar Rp12,99 triliun atau 12,51 persen dari target dan masih didominasi proporsi realisasi Transfer ke Daerah (TKD) sebesar 73,35% dari total pendapatan APBD.
''Ini menunjukkan bahwa dukungan dana dari pemerintah pusat melalui TKD masih menjadi sumber utama pendapatan APBD di Jawa Tengah,'' kata Muhdi di sela penyampaian kinerja fiskal secara daring, Jumat 17 Maret 2023.
Baca Juga: Sah! Belanja di Thailand Pakai Rupiah. Cukup Scan QR Code Aplikasi Pembayaran Terhubung QRIS
Realisasi TKD atas target sampai dengan 28 Februari 2023 tercapai sebesar Rp8,39 triliun (14,51%) yang terdiri dari Dana Alokasi Umum Rp7,18 triliun (19,75%), Dana Alokasi Khusus Non Fisik Rp1,17 triliun (7,91%), dan Dana Bagi Hasil Rp0,04 triliun (1,45%).
Sementara itu, realisasi Dana Desa telah tercatat Rp1,13 triliun atau 14,45 persen dari pagu Dana Desa.
Sementara itu, realisasi Bea dan Cukai terkontraksi sebesar -0,55% (yoy). Hal ini dipengaruhi adanya penurunan volume impor terutama dari China dibandingkan bulan sebelumnya karena pelemahan ekonomi di China, yang didominasi turunnya importasi komoditi asesoris kendaraan dan produk dari plastik.
Pemerintah juga terus mendorong implementasi belanja karena memiliki peran penting dan memberikan multiplier effect yang besar.
Tercatat realisasi belanja di Jawa Tengah sampai dengan 28 Februari 2023 telah mencapai Rp20,16 triliun (10,01% dari alokasi).
Ini terdiri dari Belanja APBN sebesar Rp13,04 triliun (12,64% dari alokasi) dan belanja APBD sebesar Rp7,13 triliun (7,25% dari alokasi).
Artikel Terkait
Pengelolaan Keuangan APBN Makin Menantang , Implementasi SAKTI Terus Diakselerasi
Penerimaan Cukai Penyumbang Terbesar Kinerja Pendapatan APBN di Jateng
Katrol Kebijakan Fiskal Berkualitas, Dorong Sinergitas Fiskal Pusat dan Daerah
Sinyal Pemulihan Ekonomi Jawa Tengah Terus Berlanjut, Kinerja Fiskal Tumbuh Positif