SEMARANG, suaramerdeka.com - Persoalan stunting, atau gizi buruk pada anak menjadi perhatian serius Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko.
Menurutnya, upaya pengentasan kasus stunting harus terus digenjot Pemprov Jateng, hingga bisa merealisasikan target penurunan hingga 14 persen pada tahun 2024, sesuai target pemerintah pusat.
Pada tahun 2022 lalu, angka stunting di Jateng sendiri sesuai data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) masih di angka 20 persen.
Baca Juga: Bank BJB Awali Final Four Dengan Kemenangan, Kalahlan Jakarta BIN Lewat Drama Lima Set
Untuk itu, pria yang akrab disapa Heri Londo itu meminta Pemprov Jateng menggencarkan berbagai program untuk menurunkan angka kemiskinan dan stunting secara masif.
Menurutnya, stunting tidak hanya terkait kesehatan dan asupan gizi pada anak saja, tetapi juga bisa dipengaruhi banyak faktor seperti kesehatan lingkungan, ekonomi masyarakat, pendidikan, dan beberapa faktor lain termasuk kesadaran orang tua.
Kasus stunting di Jawa Tengah sendiri banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah.
Baca Juga: Budidaya Ikan Lele di Ember, Mengapa Tidak? Murah dan Butuh Ruang yang Tidak Terlalu Besar
"Maka segala cara harus dilakukan karena saling berkait. Baik sosialisasi dan penyadaran masyarakat, pengentasan kemiskinan, kesehatan lingkungan seperti sanitasi, serta pencegahan perkawinan dini. Tidak semata-mata bantuan pemenuhan gizi saja, karena faktor lain juga mempengaruhi," tutur politisi Partai Gerindra ini, Kamis 23 Februari 2023.
Ditekankan, persoalan stunting ini sangatlah penting, karena berkaitan dengan generasi penerus bangsa.
Stunting sendiri adalah kondisi yang diakibatkan kurangnya asupan gizi yang diberikan pada anak di usia awal kehidupan hingga waktu yang panjang.
Baca Juga: Ini Biang Kerok Putus Cinta Thariq dengan Fuji, Atta: Dia Kalau Sudah Sayang, Sayang Banget
Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Stunting dan permasalahan kekurangan gizi lain yang terjadi pada balita erat kaitannya dengan kemiskinan.
Stunting umumnya terjadi akibat balita kekurangan asupan penting seperti protein hewani dan nabati dan juga zat besi.
Artikel Terkait
Rumah Pelita Penanganan Stunting di Kota Semarang Jadi Percontohan di Indonesia
Cara Ita Tangani Stunting, Kenalkan Day Care Khusus Rumah Pelita yang Diresmikan Menteri PPPA
Peduli Stunting di Semarang, PT Jasa Marga Lakukan Ini di sekitar Jalan Tol ABC
Perawatan Aglonema Tanaman Hias yang Cantik, Ini Tipsnya Agar Tumbuh Ratusan Tahun, Bebas Stunting
Nasabah PNM Ikuti Webinar Cegah Stunting, Bangkitkan Kesadaran akan Pentingnya Penerapan Gizi Seimbang