Siapa Mau Gantikan Elon Musk Jadi CEO Twitter Akhir Tahun Ini?

DUBAI, suaramerdeka.com - Elon Musk membuat kejutan lagi. Dia ingin mencari orang untuk menggantikannya sebagai CEO Twitter pada akhir tahun ini.

"Saya ingin menstabilkan organisasi dan memastikan perusahaan sehat secara finansial," ujar Elon Musk, Rabu (15/2/2023), melalui sambungan video di acara World Government Summit di Dubai, Uni Emirat Arab.

World Government Summit adalah acara tahunan yang mempertemukan para tokoh dunia untuk dialog global mengenai proses dan kebijakan pemerintahan dengan fokus pada isu inovasi teknologi dan futurisme.

Baca Juga: 5 Cara Ampuh dan Sakti Agar Aglonema Cepat Tumbuh Tunas, Salah Satunya Perhatikan Urusan Pot

“Mungkin akhir tahun ini merupakan waktu yang tepat untuk mencari orang untuk menggantikan memimpin perusahaan ini. Twitter harus dalam posisi yang stabil akhir tahun ini," paparnya.

Pada Desember lalu, Elon Musk menyatakan bahwa dirinya akan mundur sebagai CEO Twitter begitu dia dapat pengganti yang tepat.

Pernyataan itu muncul setelah jutaan pengguna Twitter menginginkan Elon Musk mundur dalam polling yang dia buat dalam platform media sosial tersebut.

Baca Juga: Punya Ikatan Cinta, Pemilik Weton Rabu Pahing Cocok Menikah dengan Pemilik Kamis Legi ? atau Sabtu Pahing ?

Pada waktu itu dia menegaskan akan mundur sesegera mungkin. Dia menambahkan, setelah mundur sebagai CEO, dia akan mengelola tim software dan server Twitter.

Hal itu mengindikasikan bahwa dirinya akan tetap memegang kekuasaan atas pembuatan keputusan perusahaan.

Setelah membeli Twitter dan menjadi CEO, Elon Musk membuat sejumlah kebijakan kontroversial, mulai dari pengaktifan kembali akun Donald Trump, pemecatan banyak karyawan, hingga pemungutan biaya berlangganan Twitter.

Baca Juga: Dongeng Anak Khatulistiwa : Awal Pertemuan 6 Sahabat (3) Di Persimpangan Jalan

Kebijakan-kebijakan baru itu menimbulkan kegaduhan di antara para pengguna dan berdampak signifikan terhadap Twitter.

Data terbaru perusahaan analitik Pathmatics menunjukkan, lebih dari separuh pengiklan top Twitter tidak lagi mengalokasikan anggaran iklan mereka di Twitter. ***