Akhirnya Terungkap, Insiden Pembakaran Alquran Ternyata Didanani Jurnalis Sayap Kanan

- Minggu, 29 Januari 2023 | 07:33 WIB
Aksi pembakaran Alquran di Swedia. (Twitter/SkyUniverse)
Aksi pembakaran Alquran di Swedia. (Twitter/SkyUniverse)

Swedia, suaramerdeka.com - Akhirnya terungkap, insiden pembakaran Alquran di Stockholm yang mengancam tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO, ternyata didanai oleh jurnalis sayap kanan yang memiliki hubungan dengan media yang didukung Kremlin.

Alquran itu dibakar Sabtu lalu di dekat kedutaan Turki di Stockholm oleh seorang politisi sayap kanan dan provokator anti-Islam, Rasmus Paludan.

Rasmus Paludan adalah seorang warga negara ganda Denmark-Swedia, dengan reputasi melakukan tindakan serupa.

Baca Juga: Ohhh! Jadi Cuma dengan Utak Atik Remote TV Analog, Bisa Menyaksikan Siaran TV Digital Tanpa Set Top Box

Media Swedia telah melaporkan bahwa izin demonstrasi Paludan sebesar 320 krona Swedia atau setara dengan Rp 464.813 dibayar oleh mantan kontributor saluran RT yang didukung Kremlin, Chang Frick.

Kini Chang Frick juga melakukan liputan media reguler untuk sayap kanan Demokrat Swedia.

Frick telah mengkonfirmasi bahwa dia membayar izin untuk mengadakan protes.

Tetapi dia membantah telah meminta siapa pun untuk membakar Alquran.

Baca Juga: Asik! Bisa Menyaksikan Siaran TV Digital Tanpa Set Top Box, hanya dengan Utak Atik Remote TV Analog

Eksploitasi tersebut telah memicu kritik di seluruh dunia Islam dan memperdalam perselisihan dengan Turki atas tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO.

Serta membutuhkan persetujuan dari 30 negara anggota

“Mereka yang mengizinkan penistaan agama seperti itu di depan kedutaan kami tidak dapat lagi mengharapkan dukungan kami untuk keanggotaan NATO mereka,” kata Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, menanggapi pembakaran buku tersebut.

Baca Juga: Gak Usah Beli Set Top Box! Kenyataannya Ada Juga yang Bisa Menyaksikan Siaran TV Digital Tanpa Set Top Box

Meskipun ada seruan dari Swedia untuk memulai kembali pembicaraan trilateral dengan Turki dan sesama pemohon, Finlandia, mengenai tawaran NATO mereka, kementerian luar negeri Turki mengatakan pada hari Kamis bahwa “tidak ada artinya” mengadakan diskusi lebih lanjut.

Bahkan, Turki juga memanggil duta besar Denmark, dan menuduh Denmark mendukung "kejahatan rasial".

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X