KABUL, suaramerdeka.com – Pengakuan Pangeran Harry yang mengklaim telah membunuh 25 tentara Afghanistan membuat marah para tokoh Taliban.
Melalui Anas Haqqani, pemimpin salah satu jaringan Taliban di Afghanistan merespon pengakuan Pangeran Harry terutama karena telah menyamakan 25 tentara tersebut seperti bidak catur.
“Mr. Harry! Yang kamu bunuh bukanlah bidak catur. Mereka adalah manusia. Mereka memiliki keluarga yang menunggu kepulangan mereka,” kata Haqqani melalui akun Twitternya.
Baca Juga: Hasil Liga Spanyol: Gol Tunggal Ousmane Dembele Menangkan Barcelona di Kandang Atletico Madrid
Hal ini terjadi lantaran putra bungsu dari Putri Diana ini tidak menganggap tentara-tentara yang telah ia bunuh sebagai manusia.
“Saya tidak menganggap 25 orang itu sebagai manusia. Melainkan bidak catur yang dikeluarkan dari papan,” kata Harry.
Baru-baru ini, pria berusia 38 tahun ini kembali mengejutkan setelah dokumenternya bersama sang istri, Meghan Markle rilis di Netflix.
Baca Juga: Hasil Piala FA: Hajar Chelsea 4-0, Manchester City Maju ke Babak IV
Harry menulis memoar ‘Spare’ tentang dirinya dimana salah satu isi dari memoar tersebut adalah apa yang ia lakukan selama dinas militernya di Afghanistan.
Pengambilan nyawa lebih dari 2 lusin tentara sendiri terjadi di sekitar tahun 2012-2013 saat ia bertugas sebagai kopilot helikopter Apache di Negara tersebut.
Salinan dari buku memoar ‘Spare’ kemudian berhasil dibocorkan kantor berita Inggris sebelum perilisan resmi.
Baca Juga: Hasil Liga Italia: AC Milan Vs AS Roma Berakhir Imbang 2-2
Haqqani berujar bahwa di antara para pembunuh orang Afghanistan, pengakuan Pangeran Harry secara tidak langsung sedang menunjukkan bahwa ia mengakui telah melakukan kejahatan perang.
“Kebenaran adalah apa yang anda katakana. Orang-orang kami yang tidak bersalah dianggap sebagai bidak catur bagi tentara, militer, dan pemimpin politik anda,” lanjut Haqqani.
Dalam unggahannya tersebut, Haqqani menuduh bahwa ICC (International Criminal Court) atau Mahkamah Pidana Internasional dan HAM memihak Pangeran Harry.
Artikel Terkait
Novel Baswedan Buka Suara Usai Temukan Bendera Taliban di Meja Kerja KPK
100 Hari Rezim Taliban Berkuasa, Afghanistan Terancam Bangkrut
Taliban Wajibkan Pegawai Negeri Pria Berjanggut, bagi yang Melanggar Terancam PHK
Gara-gara AS, Satu Tahun Berkuasa, Taliban Masih Kesulitan Raih Simpati Internasional
Taliban Larang Perempuan Afghanistan Miliki Akses ke Universitas: Amerika Mengutuk Keras