Emeritus Benediktus XVI: Tuhan Aku Mencintaimu, Menjadi Kata-kata Terakhir sang Paus

VATIKAN, Suaramerdeka.com - Sekretaris Emeritus Benediktus XVI, Uskup Agung Georg Gaenswein menyampaikan bahwa Tuhan, aku mencintaimu menjadi kata-kata terakhir sang Paus.

Hal ini disampaikan Georg Gaenswein mengutip seorang perawat yang membantu merawat Paus Benediktus XVI di jam-jam terakhirnya.

“Benekditus XVI dengan suara lemah tetapi dengan cara yang sangat berbeda berkata dalam bahasa Italia, Tuhan, aku mencintaimu,” kata Gaenswein kepada media resmi Vatikan di Minggu kemarin.

Menurut Gaenswein, saat kejadian tersebut dirinya sedang tidak berada di Biara Mater Ecclesiae, kediaman Paus yang menjadi tempat terakhir ia menghembuskan napas.

Baca Juga: Terungkap! Cuma dengan Utak Atik Remote TV Analog, Bisa Menyaksikan Siaran TV Digital Tanpa Set Top Box

“Itu adalah kata-kata terakhirnya yang bisa dimengerti karena setelah itu, ia tidak dapat mengekspresikan dirinya lagi,” lanjut Gaenswein.

Gaenswein sendiri tidak menyebutkan identitas perawat pria yang telah membagikan informasi tersebut.

Perawat tersebut juga menceritakan bahwa kata terakhir yang ia dengar dari sang Paus terjadi sekitar pukul 3 pagi di hari Sabtu dimana beberapa jam kemudian, Benediktus dinyatakan telah meninggal.

Georg Gaenswein sendiri merupakan sekretaris pribadi Paus yang juga merupakan professor Hukum kanon dan telah menjadi Uskup Agung Tituler Urbs Salvia sejak 2012.

Baca Juga: Tanpa Set Top Box, Ternyata Bisa Menyaksikan Siaran TV Digital, Meski hanya dengan HP Android

Prelatus Jerman ini juga tinggal di biara Vatikan tempat Benediktus tinggal setelah pensiunnya di tahun 2013.

Di hari yang sama ia menyampaikan hal ini pada Minggu, 1 Januari 2023, jenazah Benediktus sedang dibaringkan di usungan jenazah berwarna burgundy di pembaringan kapel biara Vatikan.

Benekditus mengenakan mitra, tutup kepala uskup, dan jubah merah yang khas.

Rosario juga telah diletakkan di tangannya dengan rapi.

Pada foto yang secara resmi telah dirilis oleh Vatikan ini, di belakangnya jenazah Benediktus terlihat altar kapel dan pohon Natal yang telah dihias.