YANGON, suaramerdeka.com - Serangan jet militer Myanmar ke konser ulang tahun organisasi politik etnis minoritas Kachin, Minggu 23 Oktober 2022 membuat dunia gempar.
Saksi mata menyebut, serangan ke Kachin tersebut menewaskan sekitar 80 orang, termasuk penyanyi dan musisi.
Baca Juga: Pantas di Sekitar Rumah Berbau Wangi, Ternyata Ada Pohon yang Punya Aroma khas Ini, Apa Saja ?
Kachin adalah salah satu kelompok pemberontak etnis yang cukup kuat di Myanmar dan memiliki persenjataan sendiri.
Mereka juga memiliki aliansi longgar dengan milisi bersenjata dari pasukan pro-demokrasi yang dibentuk pada tahun 2021 di Myanmar untuk melawan diktatur militer.
Perayaan hari Minggu tersebut merupakan peringatan 62 tahun berdirinya Organisasi Kemerdekaan Kachin KIO, dengan sebuah konser di lokasi yang biasanya juga digunakan untuk pangkalan pelatihan militer oleh Tentara Kemerdekaan Kachin, sayap bersenjata KIO.
Baca Juga: Kena Kartu Merah, Juergen Klopp Didenda FA 30 Ribu Poundsterling
Pangkalan pelatihan militer tersebut berada di dekat desa Aung Bar Lay di kawasan Hpakant, daerah pegunungan terpencil sekitar 950 kilometer di utara Yangon.
Saat festival masih berlangsung, sekitar pukul 20:30 waktu setempat, tiba-tiba tiga jet tempur junta militer Myanmar menjatuhkan bom.
Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 50 orang, termasuk empat artis terkenal di Kachin, bahkan melukai ratusan orang.
Baca Juga: Sekjen PBB Bertemu Menko Airlangga: Siap Dukung Presidensi Indonesia dan KTT G20
Meski demikian, sumber di Kachin Baptist Convention (KBC) memperkirakan, jumlah korban tewas mungkin lebih banyak lagi dari perkiraan awal.
“Ini sangat menyedihkan. Banyak dari korban adalah rekan-rekan Kristen KBC kami dan mereka hanya warga sipil biasa,” sebagaimana dikutip dari Myanmar Now.
The Guardian memberitakan, serangan itu menewaskan 60 orang dan terjadi tiga hari sebelum menteri luar negeri Asia Tenggara dijadwalkan menghadiri pertemuan khusus di Indonesia untuk membahas meluasnya kekerasan di Myanmar.
Artikel Terkait
Kekerasan di Myanmar, Presiden Desak Dialog dan Rekonsiliasi dari Pihak Terkait
Demo Antikudeta Myanmar Meluas, Militer Putus Akses Internet
Pemimpin ASEAN Gelar Pertemuan, Diharap Ada Solusi Terbaik untuk Myanmar
Lawan Kudeta Militer Myanmar, Penyair Ket Thai Ditemukan Tewas Dibunuh
Amerika Serikat Sebut Myanmar Melakukan Genosida terhadap Etnis Rohingya, Terjadi hingga Tujuh Kali