NEW YORK, suaramerdeka.com -Pertemuan bilateral secara tatap muka antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah dilakukan di Markas Besar PBB, New York, baru-baru ini.
Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh Menteri Perindustrian, Wakil Tetap/ Dubes RI New York, beserta Delegasi Indonesia.
Pertemuan tersebut membahas berbagai dinamika geopolitik dan geoekonomi, dampak krisis global, dan perkembangan persiapan penyelenggaraan KTT G20 di Bali.
“Kami mendukung penuh dan bersedia menyuarakan kepentingan Presidensi G20 Indonesia, untuk keberhasilan penyelenggaraan KTT di Bali,” tegas Sekjen Guterres.
Baca Juga: Halo Pedagang Gorengan, Harga Minyak Goreng di Kota dan Kabupaten Semarang Naik, Rp 11.500 - Rp 14.000
Sekjen Guterres juga menyampaikan rasa simpati dan keprihatinan atas berbagai tantangan global yang terjadi dalam masa kepemimpinan Indonesia pada G20.
Seperti berlangsung instabilitas geopolitik dunia, krisis multidimensi, dan proses pemulihan pasca pandemi Covid-19.
Sekjen PBB menyempatkan diri untuk menyampaikan perkembangan di berbagai sektor mencakup keuangan, perubahan klim, emerging economiec dan transisi energi.
Indonesia juga terlibat di dalamnya.
Baca Juga: Alhamdulillah, Harga Beras Medium dan Premium di Kota dan Kabupaten Semarang, Rp 11.000 hingga Rp 12.000
Sekjen PBB juga meminta dukungan Indonesia dan negara berkembang besar lainnya seperti Brasil, India, dan Afrika Selatan untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam mengatasi dampak climate change.
Selama ini PBB telah menjalin komunikasi dan memberikan dukungan terhadap isu climate change.
Serta ke depannya siap memperdalam kolaborasi dengan G20 pada isu penting ini.
Menko Airlangga memaparkan berbagai perkembangan penting dalam pertemuan G20 selama ini.
Baca Juga: Penggemar Makanan Pedas Wajib Tahu, Harga Cabe di Kabupaten Semarang dan Kota Semarang Naik Perlahan
"Indonesia berkomitmen dalam memperjuangkan ketiga agenda utama G20 tahun ini yakni Global Health Architecture, Digital Economy Transformation, serta Energy Transition,” ungkap Menko Airlangga.
Komitmen negara-negara G20 dalam Financial Intermediary Fund untuk Pandemic Prevention, Preparedness, and Response (PPPR) diwujudkan melalui peningkatan alokasi pendanaan.
“Di dalam negeri, Indonesia telah memprioritaskan agenda transisi energi dengan mengejar berbagai program seperti dekarbonisasi melalui coal-phase out, hydro power plant serta penjajakan kerjasama Carbon-Capture Utilization Storage (CCUS),” imbuh Menko Airlangga.
Baca Juga: Takut Aglonema Membusuk? Jangan Khawatir, Gunakan Dua Media Tanam
Dalam pembicaraan menyangkut krisis global, Menko Airlangga menyampaikan bahwa ketahanan pangan Indonesia dinilai relatif kuat dengan adanya surplus produksi pangan dan ketersediaan pupuk untuk ke depannya.
Terkait konflik di Ukraina, disrupsi pangan, dan produk pertanian global, Menko Airlangga menyampaikan apresiasi atas upaya Sekjen PBB dalam pembentukan Global Crisis Response Group (GCRG) dan Black Sea Initiatives.
Perjanjian tersebut akan berlangsung selama 120 hari dari bulan Juli dan akan berakhir pada bulan November ini.
Baca Juga: Suerrr, Cairan Garam dan Sabun Cuci Piring Bisa Bantai Gerombolan Rayap, Begini Cara Membuatnya
"Pemerintah Indonesia mendukung perpanjangan Black Sea Initiatives hingga melampaui November 2022,” ungkap Menko Airlangga.
“Perpanjangan durasi perjanjian Black Sea Initiatives masih dibicarakan bersama dengan semua pihak, namun PBB optimis bahwa pihak yang terlibat akan menyetujui hal ini, dan semoga perpanjangan perjanjian tersebut dapat diumumkan segera. Dampak sanksi dunia terhadap sistem perbankan dinilai masih menjadi hambatan bagi ekspor komoditi produk pertanian seperti gandum dan juga bahan baku pupuk,” ujar Sekjen PBB menanggapi Menko Airlangga.
Dalam menghadapi krisis pada sektor keuangan, agenda debt relief .
Termasuk debt reduction masih terus diperjuangkan dan tengah mencari kata sepakat dalam Forum G20.
Artikel Terkait
Bahas Mitigasi Stagflasi, Gubernur BI: Solidaritas G20 Penting dalam Kebijakan Makro Ekonomi Global
Indonesia Jadi Tuan Rumah G20, Ini Manfaatnya
Jelang G20, BUMN Gelar Konferensi, Bahas Transisi Energi hingga Kesehatan
Gelar 2 Acara Besar pada KTT G20 Mendatang, Ini Fokus LPS
Jelang KTT G20, BSSN Siapkan Pengamanan dalam 3 Klaster, Apa Saja?