JAKARTA, suaramerdeka.com - Ribuan warga Australia tanpa memakai masker turun ke jalan memenuhi kawasan pusat bisnis Sydney, Sabtu (24/7) sore waktu setempat. Para pendemo menuntut agar Lockdown yang diterapkan di negeri Kanguru itu diakhiri setelah memasuki minggu kelima.
Kepolisian New South Wales berhasil membubarkan pengunjuk rasa, meskipun jatuh korband dari kalangan pers karena semprotan merica oleh petigas kepolisian.
Sementara itu, Kepala kepolisian David Elliott menyatakan telah membentuk satuan tugas untuk mengidentifikasi sekitar 3.500 pengunjuk rasa di aksi demonstrasi yang ia sebut sebagai acara “super spreader” itu.
Baca Juga: Aprindo Minta Gerai Ritel Dibantu Insentif Selama PPKM
“(Sebanyak) 57 orang ditangkap dan beberapa petugas polisi telah diserang. Jika tidak terjadi lonjakan Covid-19 di daerah asal para pengunjuk rasa ini minggu depan, saya akan sangat-sangat-terkejut,” ujarnya seperti dikutip The Guardian.
Aksi serupa terjadi di Melbourne dan Adelaide, yang juga tengah Lockdown, dan Brisbane, yang tidak menerapkan Lockdown.
Ketika aksi unjuk rasa berlangsung, menteri kesehatan New South Wales, Brad Hazzard mengungkapkan rekor jumlah kasus baru Covid-19, yakni 163 dalam 24 jam terakhir. Ia pun memohon agar warga tetap di rumah.
“Kami sangat membutuhkan komunitas kami, khususnya di barat daya dan barat Sydney untuk tetap di rumah, dengar pesan ini dan tetaplah di rumah,” kata Hazzard.
Baca Juga: Syahrul Gunawan dan Lucky Hakim Sambangi Sentra Vaksinasi Nasdem
Kepolisian New South Wales mengatakan bahwa petugas dari seluruh wilayah metropolitan tengah, dibantu oleh sumber daya spesialis, dikerahkan sebagai tanggapan atas demonstrasi Sydney yang tidak sesuai aturan.
“Kami mengakui dan mendukung hak individu dan kelompok untuk menggunakan hak bebas bicara dan berkumpul secara damai, namun protes hari ini melanggar aturan kesehatan Covid-19,” ujarnya.
Hazzard pun menegaskan bahwa bagi kepolisian yang terpenting adalah keselamatan masyarakat luas. Oleh karena itu dia mengutuk aksi protes pada Sabtu pagi yang ia sebut sangat konyol.
Baca Juga: Beri Selamat kepada Lifter Windy, Ketua KONI: Kita Mampu Berprestasi
Wakil komisaris polisi New South Wales Gary Worboys mengatakan kepolisian ingin bekerja sama dengan penyelenggara aksi untuk mematikan orang-orang mematuhi aturan kesehatan masyarakat terkait Covid-19 agar tidak terjadi infeksi secara massal.
Artikel Terkait
1.200 Ventilator Bantuan Singapura dan Australia Hari Ini Tiba di Indonesia
Covid-19 Mengamuk, Dua Negara Bagian Australia Perpanjang Lockdown
Covid-19 Kembali Meledak, Malaysia Terpaksa Lockdown Berjilid