INDIA, suaramerdeka.com - Di tengah upaya pemerintah India meningkatkan vaksinasi untuk mencegah penyebaran Covid-19 di negara itu usai gelombang pandemi yang meningkat pada April dan Mei, ribuan warga dilaporkan menjadi korban vaksin palsu.
Polisi India mengatakan pada Jumat (25/6), dilansir dari Straits Times, melaporkan sekitar 2.000 warga di Mumbai disuntik dengan vaksin Covid-19 yang ternyata adalah larutan garam. Sementara, 500 orang lainnya, termasuk para penyandang disabilitas, menjadi korban vaksin palsu di Kolkata.
Sepuluh orang yang diduga menawarkan vaksin palsu Covid-19 telah ditangkap, termasuk dua dokter yang berpraktik di rumah sakit swasta di Mumbai.
Polisi mengungkap, pelaku yang menawarkan vaksin palsu dengan menargetkan penduduk kompleks perumahan kelas atas yang menginginkan vaksin dengan cepat dan tanpa antre.
“Kami kemudian menemukan bahwa ada delapan lokasi vaksinasi yang diorganisir oleh sindikat ini,” kata Vishwas Patil, Komisaris Bersama untuk Divisi Hukum dan Ketertiban, seperti dikutip Kata Data dari Dawn News pada Senin (28/6).
Sementara itu, polisi di Kolkata menangkap seorang pria yang menyamar sebagai pegawai negeri. Ia diduga menjalankan delapan lokasi yang menjadi pusat vaksinasi palsu.
Pejabat Kolkata Atin Ghosh mengatakan, botol-botol yang disita diberi label palsu berisi vaksin virus corona AstraZeneca, yang dicap di India sebagai Covishield.
“Ditemukan bahwa label Covishield menempel di label lain, yaitu Amikacin Sulphate 500 mg, antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada saluran kemih, tulang, otak, paru-paru, dan darah,” kata Ghosh.
Artikel Terkait
Kasus Covid-19 di Jakarta-Kudus-Bangkalan Paling Banyak Ditemukan Varian India B1617.2
Varian Covid 19 India Ditemukan di Kudus, Jakarta dan Bangkalan
Covid-19 Varian India Meluas, Disporapar Jateng Apresiasi Penutupan Wisata Walisongo
Sebanyak 2.000 Lebih Warga India Menerima Vaksin Covid-19 Palsu
Indonesia Terburuk setelah India