KIEV, suaramerdeka.com - Sebuah kereta lapis baja Rusia terlihat beroperasi di selatan Ukraina di tengah operasi militer Moskow di negara tetangganya tersebut.
Kereta tersebut digunakan untuk mengevakuasi 248 warga negara asing (WNA) yang berusaha mengungsi dari Ukraina.
"Hari ini, prajurit Distrik Militer Selatan mengantarkan 248 warga negara asing, termasuk 38 anak-anak, dari Wilayah Kherson Ukraina ke Kota Armyansk Republik Krimea. Keamanan transportasi warga asing dijamin oleh pihak Selatan Awak kereta lapis baja Distrik Militer," bunyi pernyataan Kantor Pers Armada Laut Hitam, dikutip laman TASS, Kamis 10 Maret 2022.
Menurut pernyataan itu, kereta lapis baja itu mengevakuasi 166 warga Turki, 41 warga Ukraina, serta warga Mesir, Azerbaijan, Pakistan, Swedia, Italia, Brasil, Maroko, dan India.
Baca Juga: Viral Pernikahan Beda Agama, Ini Kata Ustaz Buya Yahya
Para pengungsi naik di dekat pemukiman Antonovka di Wilayah Kherson.
Kereta lapis baja diketahui jarang digunakan pada masa sekarang, berasal dari masa ketika kereta api adalah salah satu metode terpenting untuk memasok pasukan besar di garis depan.
Pertama kali digunakan dalam Perang Saudara Amerika, kereta api yang sangat dilindungi dan dipersenjatai datang ke mereka sendiri selama perang saudara Rusia dan kemudian, selama invasi Jerman ke Rusia pada tahun 1941.
Pada saat itu, pertempuran berkecamuk di sepanjang jalur rel dan pasukan lawan berjuang untuk menguasai rel, titik terjauh dari jalur rel dan karena itu, rute pasokan tercepat.
Truk jauh lebih tahan lama selama era ini daripada saat ini dan sebagian besar tentara masih mengandalkan kuda untuk logistik — bahkan dalam Perang Dunia Kedua.
Banyak negara tidak memiliki jaringan jalan yang tersedia untuk mendukung pengiriman ribuan ton pasokan ke garis depan.
Untuk diketahui, banyak dari kereta lapis baja Uni Soviet ditangkap oleh Nazi pada tahun pertama Operasi Barbarossa, upaya Hitler untuk mengendalikan Soviet.
Tetapi, Soviet memberikan lebih banyak layanan setelah Moskow pulih dari kemajuan awal Jerman.
Kereta lapis baja akhirnya tidak digunakan lagi saat Rusia maju ke Jerman.***
Artikel Terkait
Gandeng BPBD, Mahasiswa UPGRIS Sosialisasikan Penanggulangan Bencana di Desa Sepakung
Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 40 Gelar Workshop Pemasaran Digital Produk UMKM Kopi di Desa Sepakung
Mahasiswa Upgris Gelar Sosialisasi Pencegahan DBD dan Pelatihan Eco Enzym di Kelurahan Gayamsari
Tim PKM UPGRIS Beri Edukasi Warga Siwalan soal Pencegahan Stunting
Dorong Desa Wisata Berkembang, Tim PKM UPGRIS Kenalkan Pemanfaatan Digital Marketing