SUARAMERDEKA.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumkan pemimpin ISIS tewas dalam kepungan pasukan khusus AS di barat laut Suriah pada Kamis (3/2) dini hari.
Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi, yang telah memimpin kelompok teroris tersebut sejak kematian pendahulunya, dilaporkan meledakkan bom yang membunuh dirinya sendiri dan keluarganya saat pasukan AS mengepung tempat tinggalnya di kota Atmeh, tepat di seberang perbatasan Turki.
“Berkat keberanian pasukan kami, pemimpin teroris yang mengerikan ini tidak ada lagi,” tambah Biden kemudian dalam sambutannya di Gedung Putih. Dia juga menuduh bahwa pemimpin ISIS tersebut adalah dalang di balik genosida Yazidi di Irak utara.
Baca Juga: Link dan Tutorial KIP Kuliah 2022, Simak Cara Aksesnya
Petugas penyelamat di lapangan mengatakan, total 13 orang tewas, termasuk enam anak-anak dan empat wanita.
Pejabat AS dan Irak menyalahkan bom yang diledakkan oleh pemimpin ISIS atas kematian wanita dan anak-anak, tetapi laporan operasi militer yang diberikan oleh pejabat AS seringkali tidak akurat, dan kemudian dibantah oleh bukti di tempat kejadian.
Operasi itu dilakukan hanya seminggu setelah para pejabat AS mengatakan Qurayshi mengatur salah satu serangan ISIS terbesar sejak jatuhnya kekhalifahan kelompok teror itu, yang pernah membentang di sebagian besar Irak dan Suriah.
Baca Juga: Diselingkuhi Ericko Lim, Listy Chan Blak-blakan di Podcast Deddy Corbuzier
Serangan itu berlangsung selama 10 hari ketika puluhan pejuang mengepung penjara yang menahan anggota ISIS lainnya di timur laut Suriah, dan telah memicu peringatan kebangkitan kelompok teroris.
Namun, serangan untuk membunuh Qurayshi telah direncanakan berbulan-bulan, kata seorang pejabat senior pemerintah AS.
AS dilaporkan mengerahkan 50 pasukan komando, yang turun dan mengepung sebuah bangunan tempat tinggal. Melalui pengeras suara, tentara memanggil dalam bahasa Arab agar orang-orang di dalam menyerah.
Baca Juga: Jadwal Sholat dan Imsakiyah Tanggal 5 Februari 2022, untuk Wilayah Semarang
Seorang penduduk lokal berusia 22 tahun, Sima, mengatakan mereka menjauh dari jendela sebagai tindakan pencegahan.
“Kami mendengar suara dari pengeras suara yang mengatakan wanita dan anak-anak harus keluar dari rumah yang menjadi sasaran. Tapi kami tidak tahu rumah mana yang jadi sasaran,” ujarnya
Artikel Terkait
Pemerintah Akan Kirim Tim untuk Verifikasi Eks ISIS
Tim Quick Wins Polda Jateng Berikan Penyuluhan Tangkal Paham Radikalisme ISIS di Ponpes Darul Ulum Batang
Kapolri Sebut Pelaku Teroris di Mabes Simpatisan ISIS
BIN Waspadai Munculnya ISIS K: Pemantauan dan Penyelidikan Terus Dilakukan