Menkominfo melanjutkan, sebagai penyelenggara G20, Indonesia harus mengedepankan prinsip inklusivitas dan kolaborasi, khususnya dalam menyampaikan pesan komunikasi publik untuk mendukung kelancaran pelaksanaan G20.
Baginya, sukses komunikasi dapat memberikan kesan yang baik bagi peserta G20 dan masyarakat luas. Indonesia, lanjutnya, harus memberikan kesan yang indah dan optimisme bagi masyarakat dunia.
“Kami butuh memberikan kenyamanan bagi para pemimpin-pemimpin dunia, untuk membawa memori indah dari Indonesia,” ujarnya.
Menkominfo mengingatkan presidensi G20 merupakan forum yang besar, amanat bangsa sekaligus kepercayaan dunia internasional yang harus dijalankan bersama.
Baca Juga: Migrasi TV Digital: Konten Berkualitas adalah Kunci di Era Penyiaran Digital
“Pikiran-pikiran besar para pemimpin G20 harus mampu ditransmisikan dengan baik pada masyarakat. Pemilihan-pemilihan isu, diksi-diksi yang digunakan, harus memberikan gambaran yang bermuara pada kesuksesan Indonesia di G20."
"Pesaing utama komunikasi G20 adalah isu-isu politik. Di sinilah kejelian kanal dan pesan komunikasi pemerintah untuk mengimbangi isu-isu publik. Ini tantangan kita,” kata Menkominfo.
Sementara, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko juga mengingatkan insan humas agar presidensi G20 tidak kalah dengan isu-isu politik, mengingat Indonesia sudah mulai memasuki tahun-tahun politik menuju Pemilu 2024.
Menurut Moeldoko, Presidensi G20 Indonesia akan menjadi legacy besar Presiden Jokowi.
“Indonesia menyanggupi untuk mengambil alih presidensi 2022 dari India, oleh karena itu kita harus menyuguhkan bahwa kita bisa menyelenggarakan presidensi G20 dengan standar tinggi,” ujar Moeldoko.
Artikel Terkait
Berbagai Negara Dukung Presidensi Indonesia dalam G20 Tahun Depan
Ini Harapan Presiden Jokowi terhadap G20
Pertemuan Presiden Jokowi dan Pangeran MBZ, Diundang Sebagai Tamu di G20
Presidensi G20 Bawa Indonesia Ikut Menentukan Arah Perekonomian Dunia
Presidensi G20 Indonesia 2022, Momentum Branding Indonesia di Dunia Internasional