JAKARTA, suaramerdeka.com - vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech masuk ke dalam daftar penggunaan darurat. Hal ini sebagai upaya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mempercepat bantuan vaksin negara-negara miskin dan berkembang.
WHO menggandeng mintra regional untuk segera menginformasikan hal tersebut kepada otoritas kesehatan nasional juga terkait manfaat dari suntikan dua dosis vaksin tersebut.
Baca Juga: WHO: Vaksin Tidak Akan Akhiri Pandemi Covid-19
"Ini adalah langkah yang sangat positif untuk memastikan akses global terhadap vaksin Covid-19. Tetapi masih diperlukan upaya global yang lebih besar untuk menyediakan pasokan vaksin yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya," kata asisten direktur jenderal WHO untuk akses terhadap obat dan produk kesehatan, Dr. Mariangela Simao, seperti dikutip Reuters
Baca Juga : Amankan Suplai Vaksin Covid-19, Pemerintah Berkomunikasi dengan Berbagai Sumber
Pihak WHO mengungkapkan, vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech memenuhi seluruh kriteria yang harus dimiliki vaksin terkait keamanan dan efikasi . Manfaat penggunaan vaksin tersebut lebih besar dibandingkan risiko efek samping yang ditimbulkan.
Vaksin Pfizer dan BioNTech 95% efektif mencegah gejala penyakit setelah dua dosis terpisah 21 hari. Meski begitu vaksin harus disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius. Hal ini menjadi tantangan besar bagi negara-negara maju, dan akan jauh lebih menantang bagi negara berkembang yang tidak memiliki infrastruktur memadai.
Sebelumnya, Vaksin Pfizer-BioNTech, seperti Amerika Serikat dan Inggris, telah mendapatkan persetujuan distribusi bersyarat di Eropa dan Swiss.