JAKARTA, suaramerdeka.com - Dewan Fatwa Uni Emirat Arab (UEA) mengeluarkan keputusan mengizinkan muslim untuk menerima vaksin Covid-19 meski mengandung bahan nonhalal seperti gelatin babi. Syaratnya, tidak ada alternatif lain selain vaksin tersebut.
Sebagaimana dilansir nu.or.id, disebutkan kantor berita UEA, WAM pada Selasa (22/12), menyatakan fatwa itu sebagai tanggapan atas kekhawatiran di kalangan umat Islam terkait dengan status kehalalan vaksin Covid-19. Di samping itu, keputusan ini juga muncul sebagai jawaban Dewan Fatwa UEA atas permintaan pendapat dari Menteri Agama Malaysia.
Ketua Dewan Fatwa UEA, Syekh Abdallah bin Bayyah beralasan vaksin itu tidak masuk dalam kriteria yang dilarang dalam ajaran Islam, meski mengandung gelatin babi, karena situasi darurat. Pasalnya, saat ini vaksin Covid-19 sangat dibutuhkan untuk melindungi tubuh dari infeksi virus Covid-19.
Tak hanya itu, Dewan Fatwa UEA juga menyatakan bahwa dalam kondisi pandemi seperti ini, gelatin babi akan digolongkan sebagai obat-obatan dan bukan makanan. Terlebih sejumlah vaksin Corona telah memperlihatkan efektivitasnya dalam melindungi tubuh dari Covid-19.
Baca juga: Darurat! UEA Perbolehkan Vaksin Corona Mengandung Gelatin Babi
Pada awal Desember pemerintah UEA menyatakan vaksin Corona buatan China, Sinopharm yang diuji coba di wilayahnya menunjukkan efektivitas 86 persen. Dalam uji klinis, UEA melibatkan 31 ribu sukarelawan dari 125 negara. Para sukarelawan yang ikut serta dalam uji coba itu berusia antara 18-60 tahun. Mereka diberikan dua kali suntikan vaksin Corona Sinopharm dengan rentang waktu 28 hari.
Sementara itu Pemerintah Arab Saudi sudah memulai vaksinasi Covid-19 Jumat 18 Desember 2020. Proses vaksinasi telah merekan 100 dari 1.000 kasus infeksi Covid-19 sejak dimulainya pandemic. Sebagaimana dikutip Arab News, program vaksinasi dimulai atas arahan Raja Salman, kata Menteri Kesehatan Dr Tawfiq Al-Rabiah.
Pengiriman pertama Vaksin Pfizer-BioNTech tiba pada Rabu dan didistribusikan selama tiga hari ke depan dengan lebih dari 150.000 orang telah terdaftar secara online untuk dirawat. “Kami akan memiliki pusat vaksinasi virus corona di seluruh wilayah Arab Saudi,” kata Menteri Kesehatan.