Demonstran Kepung Gedung Putih

Red
- Senin, 8 Juni 2020 | 00:55 WIB
SM/rtr - BERPAWAI: Para pendemo berpawai dari Capitol Building, Gedung Putih, Sabtu (6/6) waktu setempat. Mereka menuntut diakhirinya rasisme dan kebrutalan oleh penegak hukum. (44)
SM/rtr - BERPAWAI: Para pendemo berpawai dari Capitol Building, Gedung Putih, Sabtu (6/6) waktu setempat. Mereka menuntut diakhirinya rasisme dan kebrutalan oleh penegak hukum. (44)

WASHINGTON, suaramerdeka.com - Puluhan ribu demonstran berkumpul di Washington dan kota-kota di Amerika Serikat (AS) lainnya untuk menuntut diakhirinya rasisme dan kebrutalan oleh penegak hukum, Sabtu (6/6) waktu setempat. Demo terbesar terjadi di Lincoln Memorial yang diakhiri degan pawai menuju Gedung Putih.

Aksi demo meluas di AS sejak rekaman video yang menunjukkan George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang dalam keadaan diborgol, tewas setelah lehernya ditindih menggunakan lutut oleh seorang anggota polisi putih Minneapolis, dua pekan lalu. Selain di washington, aksi demo juga digelar di sejumlah pusat kota lainnya, seperti New York, Atlanta, Philadelphia, Chicago, Los Angeles, San Francisco, Boston, dan Miami.

”Rasanya seperti saya bisa menjadi bagian dari sejarah dan bagian dari kelompok orang yang mencoba mengubah dunia untuk semua orang,” kata Jamilah Muahyman, seorang warga Washington di sebuah demonstrasi di dekat Gedung Putih. Salah satu demonstrasi Black Lives Matter yang lebih mengejutkan adalah pertemuan 150 hingga 200 orang di Kota Vidor, Texas timur, yang terkenal karena hubungannya yang lama dengan Ku Klux Klan.

Kematian Floyd pada 25 Mei telah memicu badai protes dan perselisihan sipil di tengah-tengah pandemi virus korona. Insiden ini menjadikan isu terkait keadilan rasial kembali menjadi pokok bahasan politik, lima bulan sebelum pemilihan presiden AS pada 3 November mendatang.

Dibanding hari-hari sebelumnya, unjuk rasa pada Sabtu secara keseluruhan relatif lebih santai. Bentrokan hanya terjadi di Seattle, di mana polisi menggunakan granat kilat dalam konfrontasi dengan demonstran di Distrik Capitol Hill.

Tarik Pasukan

Pada awal aksi demo, unjuk rasa kerap diwarnai pembakaran, penjarahan, dan vandalisme sporadis di beberapa kota. Pihak berwenang dan aktivis menuding, aksi demo ditunggangi penghasut luar dan unsur-unsur kriminal. Akibatnya, jam malam sempat diberlakukan di beberapa kota, termasuk New York dan Washington.

”Saya hanya berharap kita benarbenar mendapatkan perubahan dari apa yang sedang terjadi. Orang-orang telah berlutut dan memprotes dan mengemis untuk waktu yang lama, dan sudah cukup,” kata Kartrina Fernandez (42), seorang pengunjuk rasa di depan Gedung Putih. Wali Kota Washington Muriel Bowser ikut turun bergabung dalam aksi protes tersebuit. Aksi Bowser itu dilakukan sehari setelah dia meminta Presiden AS Donald Trump menarik pasukan tambahan dan Garda Nasional dari Washington.

”Kita semua harus melihat apa yang terjadi di Washington DC, karena kami tidak ingin pemerintah federal melakukan ini kepada orang Amerika lainnya,” kata Bowser sambil berjalan melalui pusat kota DC dengan para pengunjuk rasa, Sabtu (6/6) waktu setempat. Bowser dan Trump dalam beberapa hari terakhir terlibat dalam pertikaian tentang peningkatan kehadiran militer di DC. Bowser telah menjelaskan bahwa dia ingin pasukan militer keluar dari ibu kota negara.

Dalam surat yang dilayangkannya pada Trump, Jumat (5/6), Bowser berpendapat bahwa penegakan hukum tambahan membuat para pengunjuk rasa ”meradang” dan ”menambah keluhan”. ”Para demonstran telah damai, dan tadi malam, Departemen Kepolisian Metropolitan tidak melakukan satupun penangkapan.

Oleh karena itu, saya meminta Anda menarik semua penegak hukum dan kehadiran militer yang luar biasa dari Washington, DC,” tulis Bowser dalam surat itu, menambahkan bahwa dia telah mengakhiri keadaan darurat di DC terkait dengan protes. Namun Trump justru merespons surat Bowser melalui akun Twitter-nya, dengan menyebut Bowser ”tidak kompeten”.

Trump juga mengklaim bahwa Bowser ”berkelahi” dengan pasukan dan memperingatkan bahwa jika dia tidak memperlakukan anggota layanan ”baik” dia akan membawa ”kelompok yang berbeda dari pria dan wanita.” Hal itu direspons Bowser dengan memberikan pesan politik yang tajam kepada Trump, Dabtu (6/6). ”Pada bulan November, kita mengatakan ‘lainnya’,” katanya.

Editor: Imron Rosadi

Tags

Terkini

Ini Daftar Lengkap Pemenang Piala Oscar 2023

Senin, 13 Maret 2023 | 11:29 WIB
X