SLEMAN, suaramerdeka.com - Marco Gracia Paulo, Direktur Utama (Dirut) PT Putra Sleman Sembada, perusahaan pengelola PS Sleman (PSS) angkat bicara terkait penundaan kompetisi Liga 1 dan 2. Tim PSS pun ingin semua pihak benar-benar bijak untuk memikirkan kelanjutan kompetisi.
"PSS berharap PSSI tidak hanya memikirkan Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung di Indonesia, tapi juga tolong pikirkan klub-klub yang harus berjuang di tengah situasi seperti ini," Marco saat dimintai pendapatnya tentang penundaan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 selama sebulan, Selasa (29/9).
Sejatinya, berdasarkan jadwal yang dikeluarkan operator kompetisi, PT liga indonesia Baru (LIB), PSS akan menjamu Persik Kediri di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 1 Oktober nanti. Laga itu pun dijadikan sebagai partai pembuka pekan keempat kompetisi Liga 1 musim 2020 yang sempat dihentikan lantaran pandemi Covid-19.
Penundaan kompetisi sendiri disampaikan langsung oleh Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam konferensi pers yang juga dihadiri Menpora Zainudin Amali di Kantor Kemenpora. Menurut Iriawan, keputusan menunda Liga 1 dan Liga 2 sampai November tidak lepas dari sikap Polri terkait izin keamanan. Pada Senin (28/9), Polri memutuskan tidak akan memberi izin keramaian dalam berbagai tingkat tertentu karena situasipandemi virus Corona di Indonesia yang belum membaik.
"Secara bisnis klub sudah habis-habisan. Klub mampu mengadakan latihan pun sudah Alhamdulilah. Ini tidak mengada-ada, kenyataannya memang begitu yang dialami klub," ungkap Marco.
Atas dasar itu, PSS pun akan mengirim surat ke PSSI dan PT LIB untuk berdiskusi dengan klub. Menurutnya, klub berjuluk Super Elang Jawa selama ini selalu mendukung program PSSI dan PT LIB. Sejak awal PSS juga mengingatkan konsekuensi yang harus dihadapi jika kompetisi berjalan.
Misalnya bagaimana jika di tengah jalan berhenti atau bagaimana jika ada pemain atau ofisial yang terkena Covid-19. Melalui surat yang akan dikirim ke PSSI dan PT LIB, paling lambat Rabu (30/9), PSS ingin PSSI dan LIB berdiskusi dengan klub-klub untuk mencari jalan keluar dalam koridor keluarga sepakbola.
"Kita harus berani bertanya pada diri sendiri dan menjawabnya. Bagaimana jika kompetisi jadi berjalan pada November 2020 mendatang, lalu tiba-tiba dihentikan pada Desember 2020 atau Januari 2021. Ini yang perlu didiskusikan," tegas dia.
PSS sendiri sudah melakukan komunikasi secara internal dengan jajaran tim, dan secara eksternal dengan stake holder. "Para pemain tetap berlatih, dan karyawan tetap bekerja seperti biasanya. Kami akan mencari jalan keluar terbaik untuk semuadalam situasi seperti ini," tandas Marco.