Operator Pastikan Kompetisi Liga 1 dan 2 Tetap Berjalan

- Sabtu, 26 September 2020 | 21:12 WIB
Foto: suaramerdeka.com / dok
Foto: suaramerdeka.com / dok

SLEMAN, suaramerdeka.com - Meski mulai muncul banyaknya wacana penolakan agar kompetisi sepak bola Liga 1 dan 2 tak digelar karena kekhawatiran terjadinya klaster baru penyebaran Covid-19 terutama di kota-kota penyelenggara, PT Liga Indonesia Baru (LIB) tetap tak mengubrisnya.

Operator kompetisi ini tetap akan memulai kembali kompetisi Liga 1 yang mulai memasuki pekan keempat dan Liga 2 yang direstart kembali pada pekan pertama. "Tetap kami gelar, tentu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat," tegas Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Akhmad Hadian Lukita, Sabtu (26/9).

Berbicara sebagai keynote speaker pada Webinar Sepakbola di Masa Pandemi 'Strategi Putar Otak di Era Normal Baru yang digelar PS Sleman bersama Jurnalis Olahraga Yogyakarta (JOY), pagi tadi, Hadian pihaknya sudah melakukan simulasi sekaligus penelitian terkait penyelenggaraan event dalam protokol kesehatan hingga akhirnya memutuskan berani melanjutkan liga.

Dia menjelaskan pihaknya selaku operator kompetisi bahkan telah melakukan riset serta studi ke liga-liga luar negeri yang tetap menggelar kompetisi di tengah pandemi, dan juga sekaligus Satgas Covid-19. Menurutnya, protokol kesehatan ditekankan betul dalam penyelenggaraan liga yang tidak bisa diganggu gugat. 

"Tentu kami sangat ketat dalam menerapkan protokol kesehatan, semua tim wajib uji rapid dan swab. Untuk swab ini harus dilakukan di bawah LIB sebelum pertandingan agar terkontrol dengan jelas. Tim juga wajib menyediakan fasilitas isolasi dan berbagai hal lain yang terkait protokol kesehatan," tutur dia.

Hadian juga menegaskan seluruh pertandingan digelar tanpa penonton atau suporter yang mana hal tersebut menjadi komitmen bersama yang telah disetujui seluruh tim peserta. "Termasuk tidak ada nonton bareng di manapun, sekarang kita nonton dan mendukung dari rumah sendiri-sendiri saja. Pemda dan Polda di tiap daerah akan bergerak memastikan hal tersebut terlaksana" ungkapnya lagi. 

Sementara itu pembicara lainnya, Yusuf Kurniawan, lebih menyoroti bahwa di masa pandemi ini seluruh kegiatan memang berubah. Model bisnis offline harus dikreativitaskan berubah ke daring untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang baru akibat konsekuensi pandemi. Termasuk di sektor sepak bola juga terimbas dan ada penyesuaian.

"Segala bisnis konvensional harus berubah di masa ini, harus secara daring. Saya melihat baru Bali United yang melakukan model bisnis ini dan beberapa mengikutinya, seperti PSS ini yang punya pro player e-sport Rizky Faidan. Ini menarik karena kedepan, arahnya memang harus digital. Sosial media dimaksimalkan, lalu interaksi di digital, ini tantangan juga untuk seluruh tim di Indonesia, juga dalam develope pemain muda. Sekarang sudah saatnya klub-klub itu mencari 'sawah' lain untuk digarap agar bisa bertahan dalam dunia kreativitas saat ini," sambung pria yang juga pengamat sepak bola itu.

Dua pembicara lain yakni Sigit Wahyu dari Carfix dan Leonardo Gaetano, Manajer Bisnis dan Komersial PSS menceritakan bagaimana dua sisi sponsor dan tim bersinergi di masa pandemi. Sponsor di satu sisi punya kepentingan promosi di ruang yang memang sudah jelas punya segmen, sementara tim juga wajib memberikan benefit untuk sponsor.

Editor: Andika

Tags

Terkini

X