SLEMAN, suaramerdeka.com - Manajemen PS Sleman (PSS) memastikan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat kepada seluruh awak tim selama pandemi Covid-19 ini berlangsung. Pasalnya, manajemen tak ingin kecolongan virus mematikan tersebut bisa masuk ke dalam tim ini.
Marco Gracia Paolo, Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada mengatakan kepada para pemain bahwa penerapan protokol kesehatan yang ketat bukan untuk gagahan melainkan untuk benar-benar kesehatan para pemain terjaga.
"Saya katakan ke pemain, kalian sudah benar-benar menjaga tapi tiba-tiba ada satu anggota tim yang positif, ya sudah kita tidak bisa apa-apa. Kalau lebih dari satu yang positif, ya PSS disuspend. Merusak semuanya hingga merusak persahabatan di dalam," papar Marco, Sabtu petang (12/9).
Maka, dia pun meminta kepada semua awak tim untuk tetap fokus dan maksimal dalam berlatih. Pasalnya, saat ini skuad Super Elang Jawa dan tim lainnya tengah menunggu waktu untuk segera tampil pada kompetisi Liga 1 musim 2020, awal Oktober mendatang.
Baca Juga: Laga Liverpool Vs Leeds Membuat Kagum Juergen Klopp, Begini Komentarnya
"Banyak pemain tanya ke manajemen kapan ada uji coba, lalu saya beri pengertian bahwa semua ini bisa jadi celah masuknya virus. Itu yang kami jaga karena tinggal sedikit lagi kita mau memulai kompetisi. Apalagi situasi dalam tim sangat kondusif, dan pemain merasakan betul adanya perubahan yang baik dari pergantian manajemen ini," tegas dia.
Karena lebih mementingkan kesehatan para pemain lah akhirnya manajemen pun meninjau ulang rencana uji coba dengan tim lain.
Dia mengakui bahwasanya tim pelatih tetap memiliki target teknis salah satunya dengan mengagendakan sejumlah uji coba untuk melihat performance setiap pemain serta sejauh mana para pemain menyerap ilmu saat proses latihan berlangsung.
"Namun, harus dipikirkan pula jika uji coba itu lebih berisiko maka apakah tetap harus digelar," kata dia.
Ya, di era pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini dimana jumlah kasus positif terpapar Corona masih relatif sangat tinggi, Marco memang sangat memikirkan betul keselamatan seluruh awak tim berjuluk Super Elang Jawa itu. Mantan CEO Badak Lampung FC itu tak ingin kesehatan para pemainnya terancam jika harus memaksakan untuk beruji coba dengan tim lain.
"Maksudnya ketika beruji coba maka tidak mungkinkan tidak ada swab test dahulu. Maka akhirnya harus diswab juga. Nah, sekarang misalnya kami menanggung swab test tim lawan, dihitung per orang Rp 1,5 juta. Padahal satu tim biasanya ada 30 orang, sudah habis berapa saja itu. Belum lagi sewa lapangannya juga. Sebenarnya yang saya lihat bukan pada nilai uang yang habis, tapi lebih pada resiko yang ditimbulkan," papar dia.
Namun, Marco tak menutup mata jika ada tim lain yang mengajak Bagus Nirwanto dan kolega berlatih tanding dan tim tersebut sudah menyiapkam sendiri swab test-nya.
"Ya kalau seperti itu why not, kenapa ditolak. Hanya memang saat ini belum ada klub secara resmi yang mau beruji coba dengan kami," ungkap dia.
Lantas, solusinya seperti apa? Marco menjawab, jika memang uji coba dengan tim lain tak memungkinkan digelar maka uji coba internal di tim PSS sendiri menjadi opsi logis yang dapat digunakan.