Sampah menjadi problem di hampir setiap perkotaan. Masyarakat gampang menemukan sudut-sudut kota yang membuat pemandangan tidak indah dan berbau tak sedap. Untuk membersihkan sampah memang ada instansi khusus menangani sampah. Namun adanya petugas kebersihan tidaklah cukup. Perlu membangun kesadaran masyarakat bahwa sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan. Tanpa pemupukan kesadaran sejak usia dini, target Indonesia bebas sampah pada 2030 sulit terealisasi.
Kita sangat mengapresiasi adanya gerakan di tengah masyarakat yang mengajak peduli kebersihan dengan tidak membuang sembarangan. Salah satu contohnya Komunitas Sapulidi di Pekalongan. Suara Merdeka edisi 19 September 2019 mendeskripsikan aktivitas gerakan komunitas tersebut di Pekalongan. Bukan hanya terjun ke lapangan untuk memungut, komunitas itu juga aktif menggerakkan kesadaran. Mereka terjun ke sekolah-sekolah, bertemu dengan siswa-siswi SD mengenalkan jenis sampah.
Ada sampah organik yang bisa terurai secara alamiah. Sisa makhluk hidup termasuk golongan ini. Tidak menimbulkan bahaya dan bisa digunakan kembali untuk pupuk maupun pakan ternak. Namun perlu dipahami bahwa pengelolaan sampah organik yang tidak tepat akan menimbulkan problem besar. Jenis ini mudah dan cepat membusuk serta menjadi sarang virus atau kuman. Penyakit akan mudah menyebar. Bila tak diantisipasi, tentu akan menimbulkan bahaya yang tidak ringan bagi kehidupan.