Menjaga Toleransi lewat Nyadran Perdamaian

27 Januari 2023
Nyadran yang dilakukan turun-temurun oleh masyarakat di Dusun Krecek dan Dusun Gletuk, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Temanggung, menjadi unik karena diikuti semua unsur agama dan kepercayaan. Dikemas dalam Nyadran Perdamaian, mereka berupaya menjaga toleransi, merawat tradisi lintas generasi, dan sekaligus menggali nilai budaya lokal. Prosesi tersebut digelar Jumat (27/1/2023).
Penggerak pemuda Dusun Krecek, Ngasiran menjelaskan, sebelum ada Nyadran Perdamaian, prosesi itu hanya diikuti laki-laki. Kemudian muncul banyak pertanyaan, apakah kaum perempuan juga bisa mengikutinya? Ternyata tidak ada larangan. Dan, mulai saat itu nyadran diikuti kaum perempuan.
Banyak orang dari luar Dusun Krecek kemudian berdatangan. Mereka life in di dusun itu, diajak berbaur dengan masyarakat. Orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan yang datang, diminta mempelajari apapun tentang nyadran, terutama yang berkait dengan nilai-nilai toleransi.
Mereka diajak nguri-nguri budaya. Kegiatan tersebut juga untuk mewujudkan persatuan, untuk keseimbangan antarmanusia dan juga alam.
Karena dalam ’Nyadran Perdamaian tidak sekedar mengikuti ritual saja, mereka yang datang dari kota-kota besar rata-rata merasa mendapatkan kehidupan baru. Hidup rukun, damai, tenang, saling menjaga toleransi, serta bersahabat dengan alam membuat mereka betah berada di Krecek.
Selain mengikuti ritual nyadran di makam desa, mereka yang life in di Dusun Krecek juga diajak anjang sana ke warga, diperlihatkan berbagai kesenian lokal yang berkembang di wilayah Temanggung, diajak meditasi dan mengikuti jelajah alam. Mereka juga diikutkan dalam kelas perempuan bertutur, belajar Bahasa Jawa, diajak berbaur dengan anak-anak dusun dengan mengikuti dolanan anak, serta ada diskusi.
Berikut foto-foto bidikan Nugroho DS

Images Lainnya

X