Di tangan Ahmad Arifin limbah B3 dan sedimen sungai yang mengandung logam, bisa diubah menjadi emas. Proses pembuatannya pun harus melalui berbagai tahapan dan menggunakan campuran berbagai bahan kimia. Ketua RW 8 Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari itu tak pelit membagikan ilmunya. Dengan mengolah limbah B3, dia ingin lingkungan terutama sungai terbebas dari pencemaran logam.
‘Dengan mengolah limbah B3, kita bisa mendapatkan emas, perak. Untuk jangka panjangnya, lingkungan jadi terbebas dari pencemaran logam,’ katanya.
Perjalanan Ahmad Arifin hingga berhasil mengolah limbah B3 menjadi barang berharga mahal, sangat panjang. Dari awal menjadi pengepul barang rongsokan, dia kemudian belajar mengolah limbah yang dikumpulkannya. Berbagai uji coba dilakukannya, bahkan uang yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Ratusan juta habis untuk melakukan riset dan uji coba pembuatan emas dari limbah B3.
Awalnya Ahmad Arifin mengolah barang-barang rongsokan seperti perangkat keras komputer, radio, atau handphone, menjadi emas. Pada perkembangan selanjutnya, dia menjumpai bahwa endapan sungai juga mengandung bahan logam. Dari itulah, pria tersebut kemudian melakukan berbagai uji coba hingga akhirnya berhasil mendapatkan emas dari endapan sungai.
Emas yang dihasilkan dari pengolahan limbah B3 produksi Ahmad Arifin, berkualitas bagus. Sejumlah toko emas di Semarang dan pengrajin perhiasan emas, kata dia, membeli darinya. Berikut foto-foto proses pengolahan limbah B3 menjadi emas, bidikan Nugroho DS.