TEGAL, suaramerdeka.com - Seperti mengadapi tembok besar yang sulit ditembus dengan cara apapun, warga Kota Tegal pun tak kurang cara untuk menuangkan kritik bernuansa kegetiran.
Salah satunya, saat pemerinta kota itu menggulirkan kebijakan dalam menangani Pandemi Covid-19.
Hal ini pun dilakukan jurnalis Ahmad Zaini Bisri, dengan memotret caruk maruk kebijakan Pemkot Tegal yang dinilai merugikan warga sekitar alun-alun, dan warga yang tinggal di wilayah lain.
Baca Juga: Pengen Nonton Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, Yuk Simak Daftar Harga Tiketnya
Turut pula disebut, kesedihan tak terkira yang dialaminya dan warga lainnya, lewat kumpulan tulisan di media online yang dikemas dalam sebuah buku bertajuk 'Mati Ketawa Ala Tegal' Anekdot Anomali Kebijakan Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Tegal.
"Kadang kalau melihat praktik kebijakan yang dilakukan Pemkot Tegal saat itu, dan membaca apa yang dituangkan penulisnya yang juga dosen FISIP Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, dalam buku ini, terasa banyak terekam kejanggalan, kekecewaan dan kejengkelan masyarakat."
"Semua ini dituangkan dalam gaya bahasa yang mudah dicerna pembacannya," papar Ketua Yayasan Pendidikan Pancasakti (YPP) Dr Imawan Sugiharto SH MH, saat memberi wejangan awal berkait giat bedah buku tersebut, di Aula YPP, Kamis 22 Desember 2022.
Baca Juga: Menanti Debut Bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, Jordi Amat: Saya Tak Sabar
Di bagian awal, Imawan juga mengungkapkan buku dengan judul serupa ''Mati Ketawa Ala Rusia'' dengan judul asli Russia Dies Laughing dengan editor Z Dolgopolova.
Menurut dia, meski ada kesamaan dalam judul yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tapi secara isi jauh berbeda.
Apalagi cara-cara satire yang dituangkan penulisnya, cukup memberi makna, bagaimana ada sebuah kenyataan ''Mati Ketawa Ala Tegal''.
Baca Juga: Terbaru! Harga Emas di Pegadaian 23 Desember 2022: Bergerak Beragam, Antam Naik, UBS Turun
Hal menarik dari buku tersebut, menurut Imawan Sugiharto, penulisnya cukup jeli dalam merekam kejadian di lapangan, atas kebijakan pemortalan masuk Alun-Alun mulai pukul 17.30 hingga pukul 24.00.
Selain itu, cara menuangkan kritikan atas kebijakan itu, dengan cerita dan bahasa yang cukup bervariasi.
Bedah buku pun bergeser tajam kearah sorotan tajam atas kebijakan Wali Kota Tegal, saat penganganan Pandemi Covid 19 dan revitalisasi Jl Ahmad Yani.
Artikel Terkait
Buku 1.500 Inspirasi Jelajah Perjalanan Sandiaga Uno: Menangkap Aspirasi dan Keresahan Masyarakat Indonesia
Peluncuran Buku dan Gelar Karya Guru Warnai Peringatan HUT Ke- 77 PGRI dan HGN
Kebahagiaan Seorang Penyair dan Jurnalis, Buku Karyanya Raih Sambutan Berbagai Kalangan
Kiai Rifa'i Idris, Penulis Buku Best-Seller dari Cepu Blora
Kisah Hidup Erick Thohir Diabadikan Dalam Sebuah Buku, Bocorkan Kisah Sukses Serta Kegagalan Sang Menteri BUMN