suaramerdeka.com - Penari Yoyok Bambang Priambodo, tampil di Joglo Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta, Rabu 7 Desember 2022 kemarin. Pada acara bertajuk 'Tidak Sekedar Tari tersebut', ia membawakan tari "Pasuryan".
Menurut seniman kenamaan asal Semarang itu, ditengah kemajuan zaman saat ini, pendidikan karakter bagi anak muda perlu ditekankan. Indonesia menantikan momen generasi emas tahun 2045. Sehingga, pengenalan pendidikan karakter menjadi penting bagi anak muda sejak saat ini.
"Karakter itu sangat penting. Kita dengan adab ketimurannya, budayanya, sangat kaya, salah satunya pendidikan karakter yang telah diwariskan nenek moyang. Ayo kita kenali, kita ugemi, kita pelajari, kemudian bersama-sama kita bangun negeri ini," kata Yoyok.
Baca Juga: Festival Legendaris GrabFood, Apresiasi Tokoh Kuliner dan Seniman Semarang
Yoyok menambahkan, karya tari Pasuryan yang dia bawakan merupakan sebuah pesan kepada para penonton untuk lebih mengenal jatidiri. Dalam pentasnya, Yoyok menggunakan lima buah topeng beserta payung hitam dan beberapa simbol artistik lainnya.
Lima topeng yang dibawakan Yoyok, menyiratkan simbol falsafah jawa Sedulur papat kalimo pancer. Falsafah tersebut melambangkan manusia sebagai pusat kendali atas diri diikuti oleh empat nafsu yakni, Amarah, Aluamah, Supiyah, Mutmainah.
"Jika seseorang mampu mengendalikan empat nafsu atau istilahnya dalam jawa sedulur papat, maka dia akan menjadi kalimo pancer, atau pusat kosmos dalam dirinya. Agar bisa, ya orang itu harus tirakat, berserah kepada Tuhan, selalu mawas diri. Orang tersebut akan memiliki kontrol diri yang baik, dan sudah bisa dipastikan memiliki karakter jiwa yang kuat," tuturnya.
Pada sisi lain, Yoyok juga mengkritisi kebiasaan masyarakat menggunakan media sosial. Menurutnya, masyarakat di dunia maya atau netizen, sering menggunakan topeng saat berselancar di media sosial. Hal itu, lanjutnya, adalah gambaran seribu wajah yang selalu berubah-ubah dan berpotensi mereduksi karakter bangsa Indonesia.
"Orang di media sosial bisa berganti topeng kapan saja. Di satu kesempatan dia memakai topeng emas, di lain kesempatan pakai topeng ungu. Bagi saya ini perlu diperhatikan, jangan sampai karakter bangsa kita luntur karena kebiasaan seperti ini," imbuhnya.
Artikel Terkait
Kolaborasi Seniman Lukis Warnai Ulang Tahun Ke-27 Marimas
Mempertemukan Seniman, Masyarakat dan Komunitas, Incuba Fest 2022
Koin Bergambar Raja Charles Telah Dirilis, Sosok Ini yang Jadi Inspirasi Sang Seniman
DPRD Jateng Ingin Kesenian Tradisional Dilestarikan Seniman Generasi Muda
Lestarikan Kesenian Tradisional, DPRD Jateng dan Pemkab Purbalingga Siap Beri Ruang Seniman untuk Berkreasi