KUDUS, suaramerdeka.com - Komunitas musik blues, dibanding genre musik popular, boleh dibilang langka.
Tak banyak musisi yang tertarik nge-blues.
Tetapi juga peminat atau penontonnya, tidak perah berjubel.
Namun, dari predikat yang serba sedikit tersebut, menjadi sesuatu yang istimewa dalam perhelatan Muria Blues Festival 2022 yang dilangsungkan di Sidji Coffee, Bae, Kudus, belum lama ini.
Sedikit yang merontokkan ketersedikitan.
“Musik jazz itu, gripnya banyak dan sulit, penontonnya satu atau dua orang. Kalau blues gripnya sedikit, penontonnya tidak banyak,” kelakar Valerie Yudistira Pramudya (33), inisiator Muria Blues Festival 2022.
Tetapi, menurut pemilik Sidji Coffee Kudus itu, musik blues mampu mempertemukan kalangan muda khususnya dalam saling mengisi.
“Tak hanya untuk urusan musik saja, namun juga di pelbagai bidang lain, komunitas musik blues menjalin kerja sama yang harmonis,” tutur Valerie, yang juga Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kudus.
Artikel Terkait
Iwan Fals Bercerita Tentang Dirinya dalam Gaya Blues
Puisi Rock - Nyanyian Blues feat Rengekan
Puisi Rock - Blues Kosong
Puisi Rock - Blues dalam Ketidakpastian