Kisah Sejarah; Lenggang Jakarta, Bicara Soal Kehidupan Metropolitan, Diciptakan di Semarang

- Senin, 24 Oktober 2022 | 21:56 WIB
Album Nuansa Biru yang memuat lagu 'Lenggang Jakarta'. (foto: youtube)
Album Nuansa Biru yang memuat lagu 'Lenggang Jakarta'. (foto: youtube)

kehidupan di kota Jakarta yang lengkap antara sisi gelap dan terangnya, sudah bukan rahasia lagi.

Khususnya bagi para pendatang dari luar kota Jakarta.

Gambaran semacam itu sudah muncul dalam bentuk lirik satire yang dinyanyikan sejumlah penyanyi atau grup band.

Termasuk salah satunya adalah komposer/musisi/penyanyi Harry Sabar.

Baca Juga: Gak Harus Air Biasa, Aglonema Juga Bisa Disiram dengan Cairan Ini, Simak Cara Membuatnya

Musisi yang berasal dari komunitas Pegangsaan ini, menyajikan gambaran kehidupan kota Jakarta dalam gaya bahasa nan halus, memikat, namun juga ada pesan berupa imbauan di dalamnya.

Semua itu diungkapkan dalam lagu 'Lenggang Jakarta', lagu yang kemudian dikenal lewat vokal mutiara dari selatan, Andi Meriem Matalata.

"Terciptanya "Lenggang Jakarta" adalah suatu ungkapan kehebatan dari perkembangan suatu kota yang menjadi ibukota Negara Indonesia yang menjadi impian/ tumpuan hidup serta menuju kemajuan bahkan kemasgulan hidup dari cita-cita manusia perkotaan.. Di sanalah terungkap betapa ketatnya persaingan hidup bahkan seolah-olah menjadi gambaran surga dan neraka didunia ini..ada yang bahagia..adapula yang kecewa yang tersaji dalam lingkup nada yang menggemaskan seolah-olah kita melihat lenggak- lenggok pinggul wanita yang lewat di muka kita dan aduhai," kata Harry Sabar, melalui pesan chatt kepada suaramerdeka.com.

Baca Juga: Sering Ditanyakan, Apa Beda Antara Rayap dengan Laron? Ini Penjelasannya

lagu ini, lanjut Harry Sabar, diharapkan sebagai dasar pemikiran dalam mengambil keputusan untuk mengadu nasib di kota besar yang akhirnya menjadi kasus urban karena terjerat impian dunia.

Kisah Sejarah mencatat, lagu 'Lenggang Jakarta' yang mengulas kehidupan di metropolitan, ternyata diciptakan di kota Semarang.

Komposer Harry Sabar membenarkan hal itu, bahwa lirik lagu tersebut tercipta ketika tengah menanti persalinan istrinya di Rumah Sakit Elizabeth Semarang tahun 1986.

"Istri saya tengah menyelesaikan tesis di Undip. Sekembalinya ke Jakarta, saya tuntaskan lagu itu termasuk materi untuk album Nuansa Biru yang kemudian direkam di Los Angeles," tambahnya.

Baca Juga: Gak Harus Pakai Obat, Cairan Ini Mampu Berantas Kutu Putih

Album ini juga melibatkan musisi asing, salah satunya peniup saxophone, Dave Koz.

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X