BERUNTUNG dan bersyukurlah kehidupan kepada orang-orang berilmu seperti Bre Redana.
Bahkan dalam tataran lebih jauh, berhutang kita semua kepada manusia berpikir seperti Bre Redana.
Karena dari olah pikir dan sensitivitas olah rasanya, lahir berbilang tulisan yang mencerahkan, aufklarung.
Baca Juga: Teknologi Multiplatform Akan Diterapkan pada Pameran Retrospeksi 70Th Eyang Dharso
Dulu, sewaktu saya masih duduk di bangku kuliah, di Undip, Semarang.
Salah satu bacaan wajib mahasiswa saat itu adalah Catatan Pinggir (Caping) Goenawan Mohamad. Edisi buku Caping terbitan pertama tahun 1982, 1989 dan 1991.
Sebagaimana olah pikir Bre dalam Udar Rasa, mempunyai kemampuan memantik sekaligus menenggelamkan pembacanya.
Baca Juga: Seniman Tantto Valeria Respons Pandemi Lewat Happening Art
Juga mengajak kita bertamasya ke mana saja, dengan cara berpikir tidak biasa, yang akan membuat kaya penikmat pakansi pengembaraan pemikirannya.
Artikel Terkait
Resensi Buku “Di Tepi Serayu Aku Merindu”
Lagi, Robert Lewandowski Masuk Buku Rekor Liga Jerman
Cegah Perundungan dengan Buku Saku
Luncurkan Buku 'Cegah Negara Tanpa Arah' Bamsoet Tegaskan Pentingnya Pokok-Pokok Haluan Negara
Agar Buku Tidak Cepat Rusak dan Menguning, Ikuti Tips Ini