MINGGU yang lalu telah dikisahkan perjuangan Chrisye sebagai penyanyi solo karir.
Sebelumnya Chrisye terlibat rekaman untuk proyek musik macam Guruh Gipsy (1976), Jurang Pemisah (1977), dan Badai Pasti Berlalu (1977).
Selanjutnya, masih berpartner musik dengan musisi Yockie Suryoprayogo pada kibor, Chrisye yang menyanyi sembari memainkan bas elektrik telah menghasilkan album Sabda Alam (1978), Percik Pesona (1979), Puspa Indah (1980), Pantulan Cita (1981).
Dari 4 album tersebut, album Percik Pesona dan Pantulan Cita dianggap gagal secara komersial alias nggak laku.
Baca Juga: Mujur Pake Banget 7 Zodiak Ini, Akan Beruntung di Hari Minggu, 26 Juni 2022
Penyebabnya musik di dua album itu dianggap melampoi zamannya, sedangkan masyarakat masih terbuai dengan musik pop ala Rinto Harahap atau Ebiet G Ade yang lebih pasaran.
Kasus yang sama juga menimpa album Guruh Gipsy, Jurang Pemisah, juga Badai Pasti Berlalu.
Namun Badai Pasti Berlalu baru melejit angka penjualannya beberapa tahun usai dirilis.
Pada era album Guruh Gipsy hingga Badai Pasti Berlalu, selera musik masyarakat masih terbius dengan gaya musik pop ala Koes Plus.
Baca Juga: Kabar Gembira untuk 6 Zodiak Ini, Bakal Mendapatkan Hal Luar Biasa di Bulan Juli 2022
Artikel Terkait
Kebebasan Seorang Chrisye
Resensi Musik - Merindukan Sosok Chrisye
72 Tahun Chrisye, Berikut Kisah 10 Lagu yang Pernah Dinyanyikannya
Lirik Lagu 'Januari yang Indah, Karya Ryan Kyoto yang Dibawakan Chrisye
Chrisye Rilis Singel 'Yang Ku Sayang', Pasha Chrismansyah: Pengobat Rindu untuk Penggemar Papa
Ini Lirik dan Chord Lagu 'Ketika Tangan dan Kaki Berkata' nya Chrisye
Kisah Sejarah; Chrisye (1), Totalitas sebagai Musisi
Kisah Sejarah; Chrisye (2), Ketika Mendapat Restu Jadi Musisi
Kisah Sejarah; Chrisye (3), Bertahan sebagai Penyanyi Solo