Kisah Sejarah; Chrisye (2), Ketika Mendapat Restu Jadi Musisi

- Minggu, 12 Juni 2022 | 21:03 WIB
Chrisye dan partner musik, Yockie Suryoprayogo (foto: sampul album Percik Pesona)
Chrisye dan partner musik, Yockie Suryoprayogo (foto: sampul album Percik Pesona)

Pada tahun 1975 itulah Chrisye diajak Guruh Soekarno Putra bergabung dalam proyek musik eksperimen yang memadukan musik progresif rock barat dengan gamelan Bali.

Baca Juga: Chrisye Rilis Singel 'Yang Ku Sayang', Pasha Chrismansyah: Pengobat Rindu untuk Penggemar Papa

Proyek musik itu adalah Guruh Gipsy yang beranggotakan: Chrisye (bas/vokal), Guruh (leader/komposer/perkusi), Abadi Soesman (kibor), Roni Harahap (piano/kibor), Odink Nasution (gitar), Keenan Nasution (vokal/drum), Hutahuruk Sisters (vokal latar), I Gusti Kompyang dan kawan-kawan (gamelan Bali), juga para pemain alat musik tiup dan gesek.

Proyek musik itu dimulai tahun 1975 dan berakhir tahun 1977 menghasilkan album Guruh Gipsy, lengkap dengan booklet.

Setelah Guruh Gipsy, Chrisye didatangi Sys NS dari Radio Prambors Jakarta untuk membawakan lagu 'Lilin Lilin Kecil' di Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Prambors tahun 1977.

Baca Juga: 72 Tahun Chrisye, Berikut Kisah 10 Lagu yang Pernah Dinyanyikannya

Awalnya Chrisye menolak, namun berkat kerja keras Sys NS membujuk Chrisye, akhirnya Chrisye mau membawakan lagu karya James F Sundah itu.

Justru pada akhirnya lagu 'Lilin Lilin Kecil' yang menjadi julukan bagi Chrisye hingga kini.

Saat merekam 'Lilin Lilin Kecil' itu merupakan awal mula Chrisye berpartner musik dengan Yockie Suryoprayogo, pemain kibor God Bless.

Baca Juga: Resensi Musik - Merindukan Sosok Chrisye

Berikutnya Chrisye dalam hal penggarapan album dari tahun 1977-1984 selalu berpartner musik dengan Yockie Suryoprayogo.

Hingga muncul pandangan di kalangan musisi atau penikmat musik, bahwa Chrisye identik dengan Yockie Suryoprayogo, begitu pula sebaliknya.

Album kerja sama Chrisye dengan Yockie Suryoprayogo adalah Jurang Pemisah (1977).

Menyusul kemudian Badai Pasti Berlalu (1977) atas ajakan Erros Jarot.

Dari dua album tersebut, Badai Pasti Berlalu yang paling terkenal hingga kini. (Bersambung)

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X