Kisah Sejarah; Bimbo (3), Ditolak Remaco dan Rekaman di Singapura

MINGGU lalu telah dikisahkan bahwa Sam, Acil, dan Jaka mendapatkan nama grup Bimbo dari kameramen TVRI, Hamid Gruno di tahun 1969 yang mengandung arti: bagus.

Awalnya menggunakan nama Los Bimbos. Namun Kisah Sejarah mencatat, mereka selanjutnya mengusung nama Bimbo. Tujuannya agar lebh terdengar lokal.

Pada tahun 1969, Bimbo pernah mengajukan demo rekaman ke Remaco. Namun ditolak, dengan alasan musik yang dimainkan Bimbo dianggap tidak pasaran di Indonesia.

Baca Juga: Kembali Trending, Lagu 'Jika' Milik Melly Goeslaw dan Ari Lasso, Begini Lirik dan Chord Lagunya

Akan tetapi tiga bersaudara ini tidak patah arang. Mereka kemudian mendapat tawaran manggung di Ming Court Hotel, Singapura.

Bimbo tampil tiap malam menghibur para tamu hotel. Saat kontrak sudah nyaris habis masa kontrak.

Bukan cuma itu, kejenuhan Bimbo tampil di negeri tetangga juga terjadi. Mereka ingin segera pulang ke tanah air.

Baca Juga: Ada yang belum Klaim Kode Redeem FF Garena Terbaru 20 Februari 2022? Buruan! Sekarang

Sebelum pulang, Bimbo sempat membuat album di Singapura di perusahaan rekaman Polydor dengan label Fontana, Singapura, 1970.

Saat rekaman, Bimbo dibantu musisi jazz Maryono pada flute dan saksofon, serta Mulyono pada piano.

Album itu berisi 12 lagu yang memuat lagu 'Melati dari Jayagiri' dan 'Flamboyan'. Kedua lagu itu yang kemudian mengangkat nama Bimbo.

Baca Juga: Begini Lohh Cara Klaim Kode Redeem FF Garena Terbaru

Album pertama Bimbo yang digarap di Singapura itu justru meledak.

Album pertama Trio Bimbo berbentuk kaset dan Piringan hitam hanya dicetak terbatas. Meski begitu merupakan pintu masuk Trio Bimbo ke belantika musik Indonesia.

Tahun 1970an menjadi tahun kejayaan bagi Bimbo. Mereka menghadirkan lagu-lagu pop balada lainnya macam 'Lagu Seorang Biduan', 'Rimba Jati', 'Dengan Puisi Aku Bernyanyi', 'Sendiri', dan masih banyak lagi.