suaramerdeka.com - Tayangan perdana drama Korea Snowdrop dianggap para aktivis pergerakan 1987 sebagai distorsi sejarah.
Sehingga kemudian muncul petisi untuk meminta penghentian tayang drama Korea Snowdrop.
Atas kasus ini, JTBC selaku yang memproduksi drama Korea Snowdrop memberikan klarifikasi.
Baca Juga: Episode 14 'Secret Royal Inspector and Joy': Kim Jo Yi Dilamar, Ra Yi Eon Sembunyikan Perasaannya
Ini klarifikasi JTBC terkait tayangan drama Korea Snowdrop.
"Pertama-tama, latar belakang 'Snowdrop' dan motif peristiwa besar adalah situasi politik presiden selama rezim militer. Dengan latar belakang ini, ia menceritakan kisah hipotetis bahwa kepentingan pribadi terlibat dengan rezim Korea Utara untuk mempertahankan kekuasaan," ungkap JTBC.
Ditambahkannya bahwa 'Snowdrop' adalah ciptaan yang menunjukkan narasi pribadi dari mereka yang digunakan dan dikorbankan oleh mereka yang berkuasa pada zaman rezim militer di tahun 1987.
Baca Juga: Honey Lee Menikah Hari Ini, Agensi Beri Pernyataan Resmi
Pihak stasiun televisi juga mengungkapkan bahwa tidak ada mata-mata yang memimpin gerakan demokratisasi dalam Snowdrop.
"Setting di mana protagonis pria dan wanita berpartisipasi atau memimpin gerakan demokratisasi tidak muncul di episode pertama dan kedua, dan tidak ada di naskah sejak saat itu," ungkap JTBC.
JTBC juga mengungkap bahwa kesalahpahaman soal distorsi sejarah akan segera diselesaikan sesegera mungkin agar drama tetap tayang seperti seharusnya.
Artikel Terkait
Jennie dan Rosé BLACKPINK Beri Dukungan Manis untuk Drama Terbaru Jisoo, Snowdrop
Sinopsis Drama Korea Snowdrop, Jisoo Blackpink Unjuk Bakat Akting
Snowdrop Dianggap Mendistorsi Sejarah, Petisi Ratusan Ribu Tanda Tangan Bikin Sponsor Mengundurkan Diri
Dukung Drama ‘Snowdrop’, Member BLACKPINK Dikritik Media Korea Selatan
Kontroversi Drama Korea Snowdrop, Pihak Pembuat Drakor Tak Pernah Menghubungi Yayasan Park Jongcheol
'Snowdrop' Diduga Mendistorsi Sejarah, JTBC Rilis Pernyataan Baru