JAKARTA, suaramerdeka.com - Apa yang paling membuat seorang Endi Aras, pelaku dan penjaga permainan tradisional asli nusantara itu menjadi istimewa? Karena ikhtiarnya untuk terus enyelami kegairahan masa kecil dengan menjaga dan terus melestarikan permainan tradisional.
Karena, menurut dia, bermain merupakan naluri alamiah yang telah melekat pada diri anak sejak kecil. Sejak bayi, anak-anak telah memainkan tangan dan jari-jari kaki mereka, benda-benda disekeliling, memperhatikan gerakan mainan gantung atau cahaya, menggigit, memasukan benda-benda kedalam mulut, atau memproduksi suara-suara.
Seiring pertambahan usia, anak-anak memainkan permainan-permainan yang makin kompleks. Pengenalan mereka atas jenis-jenis mainan makin beragam. Mereka juga makin akrab dengan permainan-permainan yang membutuhkan keterampilan tertentu dan kerja sama tim.
“Dunia anak adalah dunia bermain dan gembira. Anak-anak dan aktivitas bermain merupakan dua buah subjek yang telah menyatu dalam satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,” ujar Endi Aras dalam sesi Pameran dan Gelar Permainan Tradisional “Menyelami Kegairahan Masa Kecil”, di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (22/2) kemarin.
Bermain yang Bermanfaat
Setelah itu, dengan fasih, mantan wartawan musik senior itu bercerita, sesungguhnya, dalam bermain anak-anak tidak sekadar mendapatkan kegembiraan. Dalam kegembiraan bermain, sejatinya anak-anak tengah belajar dan mempelajari banyak sekali pengetahuan. Dalam kegembiraan bermain, bertualang, dan mengeksplorasi lingkungan, jenis kecerdasan dan mempraktikan beragam keterampilan hidup yang sangat berguna bagi kehidupan mereka kelak.
Bermain, sepenceritaannya, memberikan banyak manfaat untuk anak, antara lain mendapatkan kegembiraan dan hiburan. Mengembangkan kecerdasan intelektual. Mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. Meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi. Meningkatkan kemampuan anak untuk memecahkan masalah, dan mendorong spontanitas pada anak, serta mengembangkan kemampuan sosial anak, juga sebagai media untuk mengungkapkan pikiran dan mereka.
Sedangkan untuk kesehatan, bermain mempunyai dampak lebih dahsyat, karena betapa dahsyat kekuatan bermain, permainan, dan mainan untuk anak-anak. Betapa banyak manfaat yang dapat dipetik anak dari aktivitas bermain, baik untuk perkembangan kogmitif, fisik motorik, maupun sosial emosional anak. “Tapi bagaimana jika hak bermain anak dilanggar?” katanya melempar pertanyaan retorik.
Anak-anak begitu gembira dan sangat menikmati aktivitas mereka bermain. Selain kegembiraan, anak-anak juga mempelajari banyak pengetahuan penting dan amat berguna bagi perkembangan mereka. Tidak boleh dilupakan, bermain merupakan salah satu hak anak yang di atur dalam undang-undang.
Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang menganggap bermain sebagai aktivitas yang tidak penting dan tidak bermanfaat. Pandangan yang keliru tentang aktivitas bermain pada anak ini membuat banyak orang tua mengabaikan hak anak untuk bermain. Mereka melakukan pembatasan-pembatasan atau memberlakukan banyak laranggan untuk anak bermain. Alasan pembatasan atau pelarangan terhadap anak untuk bermain, antara lain sebagai berikut.
Takut rumah menjadi berantakan. Takut pakaian dan badan anak menjadi kotor Takut anak sakit karena terserang kuman. Takut anak terluka saat bermain. Takut kulit anak menjadi hitam karena terpapar sinar matahari saat bermain. Takut anak menjadi malas belajar dan prestasi akademisnya tidak bagus.
Berbagai ketakutan dan pandangan yang keliru membuat orangtua banyak melarang anak untuk bermain, menurut Endi Aras, justru akan membawa dampak negatif pada anak. Karena, bermain memiliki banyak manfaat untuk berbagai aspek perkembangan anak. “Dalam bermain, sesungguhnya anak tengah belajar berbagai keterampilan yang sangat mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan mereka kelak,” ujarnya.
Ketika anak-anak dibatasi atau dilarang bermain, ini berarti mereka telah kehilangan banyak kesempatan emas untuk menikmati kegembiraan, belajar berbagai pengetahuan yang amat berguna, menggembangkan berbagai aspek dalam dirinya secara optimal, dan meningkatan kreatifitas. Ketika anak-anak tidak dapat bermain dengan leluasa, berarti hak nya sebagai anak telah di abaikan dan dilanggar.
Karena, masa kanak-kanak adalah masa ketika kegembiraan menjadi seperti udara yang senantiasa dihirup dalam setiap tarikan napas. Masa ini adalah periode emas ketika nilai-nilai mulai disemai, ilmu mulai dipatahkan, dan tonggak-tonggak kreatifitas mulai di pancangkan. Peran aktivitas bermain bagi penanaman nilai-nilai, penguasaan ilmu pengetahuan, dan pengoptimalan kreativitas anak sungguh besar.