CERITANYA ketika gegeran pembayaran pemakaian listrik mencuat, karena besarannya tiba-tiba dianggap terasa membengkak, bahkan di antaranya bikin kaget dan panik sebagian pelanggan di masa awal-awal pandemi Covid-19 pada sekitar Maret 2020.
Aplikasi PLN Mobile yang terinstal di ponsel sempat jadi sasaran pelampiasan, gara-gara ikut terpengaruh dengan kabar tersebut, guna mencari rekaman sekaligus tren pemakaian listrik untuk memastikannya. Karena saat itu, gelagat akan mengalami kondisi serupa cukup kuat dirasakan.
Apalagi kabar soal itu begitu ramai menyebar. Hanya saja, kalau tak salah, tampilan aplikasi tersebut cenderung masih angin-anginan --dibanding menyebutnya biasa-biasa saja. Kadang ada catatannya tapi saat pengecekan lagi pada kali lain, rekaman itu langsung pada total pemakaian. Angka meteran penggunaan listrik tak lagi tercantum.
Kemudian, fitur-fiturnya pun belum menarik selain untuk mengecek besaran jumlah tagihan listrik jenis pasca bayar yang harus dibayar setiap bulannya plus nomor pengaduan keluhan. Bisa-bisa, dengan menu sesederhana itu, kehadirannya hanya memberatkan performa ponsel karena sekadar "menuhin" memori saja. Mendingan di uninstall saja. Selintas seperti itu. Padahal di zaman seperti ini, aplikasi itu bisa berperan sebagai tumpil (penunjang) yang baik.
Kenapa seperti itu, meski sudah dikenalkan sejak 31 Oktober 2016, karena aplikasi tersebut memang cenderung belum mendapat sentuhan yang lebih optimal. Apa pertimbangannya? Entahlah. Hanya saja, waktulah yang kemudian berbicara. Dalam perkembangannya, eksistensinya kemudian mulai dianggap penting. Karena perubahan lantas dilakukan.
Hal itu merujuk kepada peluncuran New PLN Mobile pada 20 Desember 2020. Fasilitasnya pun mulai berupaya menjawab kebutuhan. Di antaranya tak lagi sekadar mengumumkan besaran nilai tagihan listrik tapi juga tawaran langsung mengeksekusinya dengan melakukan pembayaran seketika di aplikasi tersebut melalui kerjasama dengan sejumlah bank.
Pembelian token bagi pelanggan prabayar dilayani pula di samping menu layanan untuk pengubahan daya, pengaduan pelanggan, hingga pencatatan angka meter secara mandiri. Suguhan menunya bisa dibilang lebih bervariatif. Sejauh ini, perubahan di saat masa pandemi yang menuntut perubahan pendekatan itu sepertinya mendapat respon positif.