YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Sembilan dari sepuluh anak di Indonesia menurut data lembaga pendidikan dunia Unesco, mengalami tantangan akses pendidikan dan nutrisi.
Semua pihak harus memberi perhatian serius agar anak-anak tidak layu sebelum berkembang.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi mengungkapkan hal itu di sela-sela kegiatan virtual gerakan sosial ''#AyoTunjukTangan Bersama 2 Juta Bunda Majukan Indonesia''.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Hamil dengan Komorbid, Asalkan Terkontrol
Kegiatan tersebut diinisiasi SGM Eksplor yang mengajak sejumlah aktivis dan artis Indonesia.
Kak Seto, panggilan akrabnya, menjelaskan HUT ke-76 Proklamasi Kemerdekaan RI menjadi momentum yang tepat untuk menggugah terwujudnya kepedulian.
Serta jaminan kemerdekaan terhadap hak-hak anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Baca Juga: Kelola Limbah Kulit Buah, Jadikan Eco Enzim untuk Terapi Covid-19
''Anak merupakan aset kemajuan bangsa yang dapat membawa Indonesia lebih maju. Dukungan kolektif masyarakat untuk tumbuh kembang anak seperti pemenuhan nutrisi yang seimbang dan dukungan akses pendidikan yang berkualitas sejak dini, sangat diperlukan sebagai fondasi dan langkah awal seorang anak untuk melakukan berbagai hal produktif dalam hidupnya,'' tandasnya.
Artikel Terkait
BAF Bantu Penuhi Asupan Nutrisi Anak-anak Indonesia melalui #PuasaBerkahPuasaSehat
Kurang Serat Berdampak Buruk bagi Otak, Riset: 95,5 Persen Anak Indonesia Kurang Konsumsi Serat
Rokok dan Pernikahan Dini, Ancaman Serius Anak Indonesia
Danone Indonesia Raih Penghargaan dari KemenPPPA atas Komitmen Pencegahan Pekerja Anak Indonesia
Peringatan Hari Anak Nasional, Menkeu: APBN Siap Dukung Masa Depan Anak-Anak Indonesia