Joglosemar Craniofacial Forum, Perapi Fokuskan Perhatian Penanganan Bibir Sumbing

- Sabtu, 4 Februari 2023 | 11:22 WIB
Pelaksanaan Joglosemar Craniofacial Forum (JCF) ke-5 yang diselenggarakan oleh Perapi di Hotel Harris Semarang, Sabtu 4 Februari 2023. (suaramerdeka.com/Eko Fataip)
Pelaksanaan Joglosemar Craniofacial Forum (JCF) ke-5 yang diselenggarakan oleh Perapi di Hotel Harris Semarang, Sabtu 4 Februari 2023. (suaramerdeka.com/Eko Fataip)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (Perapi) memfokuskan perhatiannya pada penanganan kasus bibir sumbing di Indonesia.

Ketua Perapi Indonesia, dr Najatullah SpBP-RE (K) MARS menuturkan, pihaknya punya tanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan profesionalitas para dokter, termasuk terkait kasus kelainan bawaan seperti bibir sumbing. Karena itu, pihaknya mendukung pelaksanaan Joglosemar Craniofacial Forum (JCF).

"Kami mendukung kegiatan ini yang terdiri dari simposium maupun kursus. Tentang kelainan bawaan pada anak, kasus bibir sumbing termasuk yang bisa dikatakan sering terjadi di Indonesia," kata Najatullah disela pelaksanaan JCF yang diselenggarakan di Hotel Harris Semarang, Sabtu 4 Februari 2023.

Baca Juga: Peduli terhadap Korban Banjir, IDI Kota Semarang Gelar Peduli Bencana Alam dan Baksos

Ia menjelaskan, kasus bibir sumbing sebetulnya bisa dicegah dengan melakukan pemeriksaan teratur saat masih dalam kandungan. Selain itu, si ibu perlu diedukasi agar tidak mengonsumsi obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter.

"Kalau sudah dilakukan pencegahan, tapi tetap terjadi, dapat diperbaiki dengan tindakan operasi. Operasi ini bertujuan memperbaiki secara penampilan, serta fungsi bicara. Sehingga anak tidak mengalami gangguan bicara (sengau)," ujarnya.

Adapun kasus bibir sumbing di Tanah Air secara rasio yakni 1 berbanding 600-800 kelahiran hidup. Artinya, dari kelahiran anak di Indonesia setiap 600-800, satu di antaranya mengalami kelainan bawaan berupa bibir sumbing.

Baca Juga: Grobogan Keempat Tertinggi Penemuan HIV, IDI Jateng Gelar Pelatihan Pendampingan

"Secara umum penyebabnya banyak faktor, seperti masalah nutrisi, hingga kemiskinan, namun untuk faktor utamanya genetik/keturunan. Meski demikian, bibir sumbing termasuk kelainan bawaan yang tidak mengancam jiwa," jelasnya.

Sementara itu, ketua penyelenggara JCF, dr Pujisriyani SpBP-RE mengatakan, forum tersebut merupakan yang kelima kali diadakan. Peserta terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis. Tahun ini Kota Semarang berkesempatan menjadi tuan rumah, setelah sebelumnya digelar di Surakarta.

"Forum ini diisi dengan beberapa kegiatan seperti workshop, hingga pelatihan prosedur penanganan medis seperti operasi bibir sumbing. Untuk kegiatan hari ini dihadiri berbagai narasumber dari Medan, Yogyakarta, Solo, Semarang dan lainnya," sebutnya.

Editor: Eko Fataip

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X