Tingkatkan Kompetensi Dokter Bedah, Perapi Jateng-DIY Gelar Smile Train Simulare Medical Workshops

- Kamis, 2 Februari 2023 | 13:13 WIB
Kegiatan Smile Train Simulare Medical Workshops yang diselenggarakan oleh Perapi Jateng-DIY bekerja sama dengan Smile Train di Hotel Harris Semarang, Kamis-Sabtu, 2-4 Februari 2023. (suaramerdeka.com/Eko Fataip)
Kegiatan Smile Train Simulare Medical Workshops yang diselenggarakan oleh Perapi Jateng-DIY bekerja sama dengan Smile Train di Hotel Harris Semarang, Kamis-Sabtu, 2-4 Februari 2023. (suaramerdeka.com/Eko Fataip)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (Perapi) Jateng-DIY menyelengggarakan Smile Train Simulare Medical Workshops.

Acara yang merupakan bagian dari Joglosemar Craniofacial Forum ini diselenggarakan mulai Kamis 2 Februari 2023 hingga Sabtu 4 Februari 2023 di Hotel Harris Semarang.

Ketua Perapi Jateng-DIY, dr Muhammad Rizqy Setyarto SpB SpBP-RE (K) MARS mengatakan, acara tersebut rutin diselenggarakan setiap tahun untuk membahas ilmu pengetahuan tentang bedah plastik, khususnya craniofacial.

Baca Juga: Perhimpunan Dokter Paru Kampanyekan Berhenti Merokok

"Bedah craniofacial merupakan bedah plastik yang berfokus pada tulang kepala dan tulang wajah. Kami berharap bisa berkontribusi untiuk peningkatan kompetensi dokter spesialis di bidang bedah," ujarnya.

Ketua Perapi Indonesia, dr Najatullah SpBP-RE (K) MARS menuturkan, forum tersebut untuk melatih keterampilan dokter dalam penanganan operasi bibir sumbing dan langit-langit sumbing.

"Ini bagian dari tugas kami sebagai dokter bedah plastik. Kami juga menjalin kerja sama dengan Smile Train dalam tindakan operasi secara gratis," tuturnya.

Baca Juga: Pengurus Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Jateng Dilantik, Komitmen Berjuang Akhiri Pandemi

Ia menjelaskan, cacat bawaan lahir bisa diklasifikasikan sebagai hal yang mengancam jiwa dan tidak mengancam jiwa. Adapun bibir sumbing termasuk kategori cacat bawaan yang tidak mengancam jiwa.

Karena itu, pelaksanaan operasi bibir sumbing pada anak bisa menunggu sampai sejumlah persyaratan pasien terpenuhi. Beberapa syarat tersebut diantaranya berusia minimal 10 minggu, berat badan kurang lebih 5 kg, dan beberapa indikator lain.

"Sedang cacat bawaan yang mengancam jiwa salah satu contohnya tidak adanya anus. Sehingga kalau ada kasus semacam ini harus segera diambil tindakan medis," jelasnya.

Baca Juga: Peduli terhadap Korban Banjir, IDI Kota Semarang Gelar Peduli Bencana Alam dan Baksos

Menurut penjelasannya, setelah melalui proses operasi bibir sumbing, tahap berikutnya operasi langit-langit. Kemudian dilanjutkan dengan operasi bibir gusi. Kesemua tindakan tersebut juga harus memenuhi sejumlah persyaratan.

"Operasi bibir gusi dilakukan setelah gigi tetap tumbuh. Sedang yang tidak boleh terlambat penanganannya adalah operasi langit-langit, karena akan memengaruhi fungsi bicara atau agar bicara anak tidak sengau," paparnya.

Adapun dalam pelatihan ini, Perapi mengundang sejumlah ahli dari luar. Antara lain Craniofacial and Cleft Surgery, Division of Plastic and Reconstructive Surgery, The Hospital for Sick Children, Dale Podolsky MD PhD FRCS(C) serta Surgeon-Scientist, Division of Plastic and Reconstructive Surgery, Karen Wing-Yin Wong Riff MD PHD FRCSC.

Halaman:

Editor: Eko Fataip

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X