Stunting Masih Jadi Masalah, Yuk Kenali 8 Ciri dan Dampak yang Ditimbulkan kepada Anak

SUARAMERDEKA.COM - Hingga saat ini, stunting masih menjadi masalah bagi bayi dan anak Indonesia.

Kondisi tersebut harus segera dituntaskan karena stunting menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045.

Presiden Joko Widodo juga meminta setiap kepala daerah agar bisa menekan angka stunting di daerah masing-masing, demi menuju Indonesia Zero Stunting pada 2030.

Baca Juga: Minta Hakim Tolak Pledoi Bharada E, Alasan JPU: Perbuatan Terdakwa Tidak Dapat Dibenarkan

Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen.

Adapun angka stunting di tahun 2021 sebesar 24,4 persen, sehingga untuk mencapai target tersebut diperlukan penurunan 2,7 persen setiap tahun.

Dikutip dari healthline.com, stunting bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik pun psikis anak.

Baca Juga: Lepas Iqbal dan Eriko untuk Pemusatan Latihan di Hongaria, Menpora: Program Ini Sangat Bagus

Penelitian menemukan bahwa anak yang mengalami stunting akan memiliki postur tubuh yang lebih pendek dari orang normal lainnya.

Bahkan, stunting juga berisiko menurunkan perkembangan dan pertumbuhan otak anak, termasuk menurunkan rasa percaya diri anak saat bermain dengan teman-temannya.

Ketika perubahan anak-anak ke dewasa, biasanya anak yang mengalami stunting lebih rentan terserang berbagai penyakit berbahaya seperti obesitas, diabetes, dan kanker.

Baca Juga: Skorsing 15 Poin untuk Juventus, Skala Pelanggaran Jadi Sorotan Utama dari FIGC

Stunting umumnya mulai terlihat pada anak bawah 5 tahun dengan tanda anak terlihat lebih pendek, kurus, dan tidak sehat seperti anak-anak biasanya.

Masalah stunting dapat terjadi karena anak kekurangan nutrisi bahkan sejak di dalam kandungan.

Ada beberapa ciri anak yang mengalami stunting, yang bisa dilihat dari fisiknya maupun perkembangannya.